Pernyataan itu dilontarkan oleh Johann Fritz, Direktur International Press Institute, organisasi pemantau media. Fritz mengungkapkan, sepanjang tahun 2006 ada 100 pekerja media profesional yang terbunuh di seluruh dunia.
"Ini adalah perang terhadap jurnalisme. 100 jurnalis tewas, 2006 adalah tahun paling biadab dan brutal dalam sejarah media modern, " ujar Fritz dalam laporan tahunan IPI seperti dikutip AFP.
Dalam konflik di Irak, sejak invasi AS ke negeri itu pada tahun 2003, lebih dari 150 pekerja media tewas dan Irak menjadi tempat paling berbahaya bagi para pekerja media.
Dalam laporan terbarunya, IPI menyebutkan, sepanjang 2006 ada 46 jurnalis peliput konflik di Irak yang tewas. Sisanya tewas di 23 negara lainnya. Filipina menjadi negara kedua yang dianggap berbahaya bagi jurnalis, di mana pada tahun 2006 kemarin ada 10 jurnalis yang terbunuh di negara itu.
IPI dalam membuat laporannya, melakukan penelitian di 180 negara. Menurut hasil penelitian IPI, jurnalis yang menjadi korban kebanyakan berasal dari media lokal dan hampir semua kasus kematian jurnalis dilakukan tanpa ada proses hukum bagi para pelakunya. (ln/AFP/TheDailyStar)