Hari Minggu aksi protes terus berlangsung yang menuntut mundurnya penguasa Libya Muammar Gadhafi. Aksi di jalan-jalan di Benghazi, kota kedua terbesar di Libya, dan terus terjadi kekerasan antara rakyat dengan aparat keamanan. Menurut seorang pejabat di rumah sakit, korban yang tewas mencapai 200 orang, dan 800 orang lainnya yang mengalami luka-luka.
Aksi protes di kota-kota Libya sudah berlansung sejak seminggu yang lalu, dan sampai hari ini aksi itu terus berlangsung, dan belum ada tanda-tanda, aksi itu akan berhenti, meskipun aparat keamanan dan militer melakukan kekerasan terhadap mereka. "Semua korban yang luka-luka, akibat tembakan aparat keamanan", ucap seorang dokter di rumah sakit Benghazi. "Semuanya yang luka-luka itu, akibat tembakan yang mengenai perut mereka", tambah dokter itu.
Benghazi, kota kedua terbesar di Libya, yang terletak di propinsi sebelah timur negeri itu. Di propinsi ini aksi protes yang berlangsung sangat dahsyat, di mana ribuan orang melakukan aksi protes dan menuntut Presiden Muammar Ghadafi mengundurkan diri.
Tentara menembakkan peluru tajam dan gas air mata terhadap kerumunan rakyat yang melakukan aksi protes. Nampaknya, tentara tidak memberikan toleransi terhadap aksi protes yang digalang berbagai kalangan kelompok masyarakat yang menginginkan perubahan. Para demonstran sudah melindungi diri mereka dengan mendirikan barekade, tetapi tentara terus melancarkan serangan terhadap mereka. Sehingga, banyak korban yang tewas dalam aksi itu.
"Banyak orang yang terbunuh dalam aksi protes itu, mereka yang menuntut kebebasan terbunuh", kata seorang pengunjuk rasa kepada CNN. "Tujuan kami sangat sederhana. Kami hanya ingin segera Ghadafi meninggalkan Libya", ujar mereka. "Kami ingin kebebasan dan demokrasi", tambah mereka
Kekuatan kelompok rakyat yang menentang Gadhafi terus bertambah, setidak setiap hari bertambah 20 persen, orang yang menentang pemerintah. "Kami gerakan damai", ujar mereka. "Mereka melakukan pembunuhan terhadap orang-orang sipil", tambah mereka.
Ada 1.300 orang yang tetap berada di jalan-jalan, sejak Minggu pagi, dan sambil membakar gambar Gadhafi.
Sementara itu, Gadhafi juga menggunakan kelompok-kelompok sipil untuk menghadapi kelompok yang menentang pemerintah yang menginginkan Gadhafi mundur dari kekuasaannya. Kelompok penentang pemerintah bukan hanya menghadapi militer, tetapi mereka juga menghadapi kelompok sipil, yang menjadi pendukung Gadhafi.
Jumlah korban belum terhitung saat terjadi perkelaian antara para pelayat yang mengantarkan jenazah korban, yang dihadang oleh tentara dan terjadi bentrokan pisik, yang mengakibatkan sejumlah korban lainnya. Seorang dokter perempuan tidak dapat mengatakan sesuatu, karena melihat banyak korban yang ada di rumah sakit Benghazi, baik yang tewas atau yang luka-luka. "Setiap jumlah korban terus meningkat", ujar dokter wanita itu. (mh/cnn)