Sekitar 200 gerilyawan MILF (Front Pembebasan Islam Moro) tiba di Manila hari Minggu kemarin (14/10) untuk penandatanganan pakta perdamaian awal yang ditujukan untuk mengakhiri gerakan perlawanan di wilayah Filipina selatan.
Penandatanganan pakta yang akan berlangsung Senin hari ini (15/10) akan disaksikan oleh Presiden Benigno Aquino III dan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak serta pimpinan MILF Al Haj Murad Ebrahim, seorang tokoh pejuang yang telah berusia 60-an dan untuk pertama kalinya menginjakkan kaki di istana Malacanang presiden Manila.
Kesepakatan, yang diumumkan oleh Aquino seminggu yang lalu, mendapat sambutan tepuk tangan dari pemerintah asing dan PBB karena merupakan kesempatan langka untuk mengakhiri perlawanan yang telah menewaskan sekitar 150.000 orang sejak 1970-an.
Kerangka kerja itu akan menjadi peta jalan bagi perjanjian umum terkait isu penting, termasuk kekuasaan, pendapatan dan teritori bagi daerah otonomi Muslim baru yang akan disebut Bangsamoro.
Sekitar 300 Muslim dari Manila dan provinsi-propinsi di selatan menggelar unjuk rasa di luar istana pada hari Minggu kemarin untuk mendukung kesepakatan awal, dengan berteriak “Allahu Akbar.” Mereka meminta lebih banyak pembangunan di wilayah Mindanao yang kaya sumber daya alam itu.(fq/ap/afp)