Truk-truk pembawa logistik pasukan Nato kembali menjadi target serangan di Pakistan. Peristiwa yang terjadi minggu (30/8) malam itu menghancurkan lebih dari 20 truk pengangkut bahan bakar minyak yang sedang konvoi dari pelabuhan Karachi, Pakistan menuju Kandahar, Afghanistan.
Truk-truk itu hancur akibat bahan peledak yang diduga diledakan kelompok Taliban Pakistan dari jarak jauh. Tidak ada korban jiwa dalam insiden itu, hanya dua orang dilaporkan luka-luka. Sejumlah saksi mata dan aparat kepolisian mengatakan ledakan yang terjadi cukup besar dari arah lapangan parkit, sebelum api akhirnya merembet ke truk-truk yang lain.
Truk-truk itu diparkir karena menunggu perbatasan Pakistan-Afghanistan dibuka setelah terjadi perselisihan antara petugas perbatasan kedua negara bertetangga itu, yang menyebabkan perbatasan ditutup sejak hari Sabtu kemarin. Perselisihan berawal ketika petugas penjaga perbatasan Pakistan memaksa sopir-sopir truk asal Afghanistanyang mengangkut buah-buahan dan barang kebutuhan lainnya ke Pakistan, membongkar muatannya untuk pemeriksaan keamanan.
Para sopir truk asal Afghanistan menolak perintah itu dengan alasan bongkar muat makan waktu dan akan merusak buah-buahan yang mereka angkut. Dalam keterangan pers di Spin Boldak, sebuah kota di Afghanistan, para sopir itu menuding aparat perbatasan Pakistan minta uang suap untuk kelancaran melewati perbatasan. Menurut pengakuan mereka, sopir-sopir yang memberikan uang sebesar 500 rupee pada aparat perbatasan, tidak diminta membongkar muat isi truk mereka.
Tapi juru bicara korp polisi perbatasan Pakistan di Quetta, Murtaza Beg membantah tuduhan itu. Ia mengatakan, sejak bulan April lalu, pihaknya diminta melakukan pemeriksaan ketat terhadap semua truk dan kontainer dari Afghanistan, menyusul kasus terbongkarnya upaya penyelundupan warga asal Afghanistan yang dimasukkan ke dalam kontainer. Saat ditemukan bulan April itu, sekitar 40 warga Afghanistan dalam kondisi sekarat.
Bantahan serupa disampaikan pejabat bea cukai Pakistan di perbatasan Chaman, Shahid Abbasi. Menurutnya, yang terjadi bukan perselisihan antara aparat perbatasan Pakistan dan Afghanistan tetapi antara aparat keamanan perbatasan Afghan dengan pejabat pemerintahannya. Akibat perseselisihan itu, truk asal Afghan telah mengganggu lalu lintas perbatasan karena menolak membongkar angkutannya. (ln/bbc)