132 Tewas Kemarin; Bom, Nama Tengah Rakyat Iraq

Bom di sini. Bom di sana. Bom kemarin, dan bom hari ini. Itulah kehidupan sehari-hari rakyat Iraq. Bom meledak dimana-mana. Di tengah penderitaan rakyat yang tak pernah selesai, bom seakan menjadi nama tengah rakyat Iraq. Kemarin Ahad (25/10) bom kembali mengguncang gedung-gedung pemerintah di ibukota Baghdad. Bom yang berasal dari mobil ini menewaskan sedikitnya 132 orang dan melukai 600 lainnya. Tragedi bom ini menjadi yang paling berdarah di ibukota dalam dua bulan terakhir.

Dua ledakan mengguncang gedung-gedung dan asap mengepul dari daerah di Baghdad pusat dekat Sungai Tigris. Ledakan pertama terjadi di peradilan, dan yang kedua, beberapa menit kemudian, terjadi di gedung pemerintah provinsi.

Sekterika jalanan dibanjiri air dan petugas pemadam kebakaran menarik tubuh hangus dan hancur dari jalanan. Sekitar enam mobil terbakar di dekat kantor pemerintah provinsi.

Para laki-laki membawa mayat yang diselimuti menjauh dari tempat kejadian dan yang lainnya berusaha untuk menggeserkan sebuah mobil dengan dua mayat di bawahnya.

"Aku tidak tahu bagaimana aku masih hidup. Ledakan ini menghancurkan semuanya … rasanya seperti gempa bumi, tidak ada yang bertahan di tempatnya," pemilik toko lokal Hamid Saadi berkata kepada Reuters melalui telepon.

Kekerasan telah terjadi di Irak sejak Washington mengirimkan pasukan tambahan. Para pejabat militer AS mengatakan serangan seperti ini bertujuan untuk menyalakan kembali konflik sektarian yang mencengkeram bangsa Iraq setelah invasi 2003 , atau untuk melemahkan kepercayaan Perdana Menteri Nouri al-Maliki sebelum pemilihan parlemen tahun depan.

Dua bulan lagi, sebuah ledakan menghantam kementerian asing dan kementrian keuangan yang menewaskan hampir 100 orang dan melukai ratusan lagi. (sa/aby)