Pejabat senior pemerintah Irak menyatakan bahwa sekitar 10.000 mujahidin Negara Islam telah berada di pinggiran Baghdad siap untuk menyerang ibukota, surat kabar Telegraph melaporkan pada hari Sabtu.
Pejabat Irak itu mendesak ‘pelindungnya’ , Amerika Serikat untuk segera kirimkan pasukan darat ke negara yang dilanda perang itu . Di hari yang sama , sebuah bom meledak menewaskan kepala polisi provinsi Anbar pada hari Minggu, mengutip laporan Agence France-Presse .
“Mayor Jenderal Ahmed Saddag tewas oleh IED (alat peledak improvisasi) yang menargetkan konvoi polisi tadi pagi,” ujar Faleh al-Issawi, wakil kepala dewan provinsi, kepada AFP.
Sabah al-Karhout, ketua parlemen sementara dari Anbar, mengatakan sebagian besar provinsinya, yang berdekatan dengan Baghdad, sekarang di bawah kendali IS sepenuhnya.
Dua kota terbesar di provinsi Anbar itu, Ramadi dan Fallujah , juga dikenal dengan sebutan “kuburan orang Amerika,” sehingga tidak mungkin Pentagon akan mengirimkan pasukan darat, harian Inggris melaporkan.
Para pengamat mengatakan, aktivitas tinggi IS untuk mengontrol Kobane hanya seperti strategi umpan oleh Negara Islam pimpinan Abu Bakr al-Baghdadi itu . Telegraph melaporkan, pengamat mengatakan bahwa kota Kobane sebenarnya tidaklah strategis , justru penguasaan kota Ramadi dan kota-kota di Anbar yang akan menjadi bencana besar bagi pemerintah Irak dan koalisi pimpinan AS. ( AFP/KH)