Eramuslim.com – Save Al-Aqsha! Mungkin jargon ini sudah sangat dikenal umat Muslim sedunia. Upaya-upaya penyelamatan terhadap pengrusakan kompleks Masjid Al-Aqsha (Masjidil Aqsha) yang dilakukan Zionis-Yahudi sejak ratusan tahun silam hingga hari ini, terus saja dikumandangkan umat Islam ke seantero dunia. Umat Islam begitu peduli dengan kiblat pertamanya, dan ini memang sudah menjadi kewajiban kaum Muslimin. Namun tahukah kita jika kiblat kedua, di mana Rasulullah SAW lebih menyukai kiblat Ibrahim a.s. ini juga sudah dirusak dan dihancurkan keasliannya?
“Sayang, umat Islam kadang lebih emosional terhadap apa menimpa Masjid Al-Aqsa di Yerusalem ketimbang bencana dialami Makkah dan Madinah,” ujar Dr. Irfan al-Alawi, Direktur Eksekutif The Islamic Heritage Research Foundation.
Ka’bah merupakan kiblat Bapaknya Para Nabi Allah swt, Nabi Ibrahim a.s. Walau demikian, menurut Ibnu Katsir, Rasulullah SAW dan para sahabat memang shalat dengan menghadap Baitul Maqdis. Namun, Rasulullah lebih suka shalat menghadap kiblatnya Nabi Ibrahim, yaitu Ka’bah. Oleh karena itu beliau sering shalat di antara dua sudut Ka’bah, sehingga Ka’bah berada di antara diri beliau dan Baitul Maqdis. Dengan demikian beliau shalat sekaligus menghadap Ka’bah dan Baitul Maqdis.
Setelah hijrah ke Madinah, hal tersebut tidak mungkin dilakukan lagi. Rasul SAW shalat dengan menghadap Baitul Maqdis. Begitu pun, dia sering menengadahkan kepalanya ke langit menanti wahyu turun agar Ka’bah dijadikan kiblat shalat. Allah SWT pun mengabulkan keinginan beliau dengan menurunkan ayat 144 dari Surat al-Baqarah:
“Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.” (QS. Al-Baqarah2]:144)
Maksudnya ialah Nabi Muhammad SAW sering melihat ke langit mendoa dan menunggu-nunggu turunnya wahyu yang memerintahkan beliau menghadap ke Baitullah.
Juga diceritakan dalam suatu hadits riwayat Imam Bukhari:
“Dari al-Bara bin Azib, bahwasanya Nabi SAW pertama tiba di Madinah beliau turun di rumah kakek-kakek atau paman-paman dari Anshar. Dan bahwasanya beliau shalat menghadap Baitul Maqdis enam belas atau tujuh belas bulan. Dan beliau senang kiblatnya dijadikan menghadap Baitullah. Dan shalat pertama beliau dengan menghadap Baitullah adalah shalat Ashar dimana orang-orang turut shalat (bermakmum) bersama beliau. Seusai shalat, seorang lelaki yang ikut shalat bersama beliau pergi kemudian melewati orang-orang di suatu masjid sedang ruku. Lantas dia berkata: “Aku bersaksi kepada Allah, sungguh aku telah shalat bersama Rasulullah SAW dengan menghadap Makkah.” Merekapun dalam keadaan demikian (ruku) mengubah kiblat menghadap Baitullah. Dan orang-orang Yahudi dan Ahli Kitab senang beliau shalat menghadap Baitul Maqdis. Setelah beliau memalingkan wajahnya ke Baitullah, mereka mengingkari hal itu. Sesungguhnya sementara orang meninggal dan terbunuh sebelum berpindahnya kiblat, sehingga kami tidak tahu apa yang akan kami katakan tentang mereka. Kemudian Allah yang Maha Tinggi menurunkan ayat “dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu” (Al-Baqarah, 2:143).
Hal di atas terjadi pada tahun 624 M. Artinya, dengan turunnya ayat tersebut, maka arah kiblat diganti menjadi menghadap ke Ka’bah di Mekkah. Selain menjadi arah menghadap shalat, kiblat juga merupakan arah kepala hewan yang disembelih, juga arah kepala jenazah yang dimakamkan.
Terkait penghancuran situs-situs Islam dan Ka’bah, Dr. Irfan Al-Alawi tidak pernah bosan mengingatkan kaum Muslimin untuk juga peduli dengan Makkah dan Madinah. Sudah ribuan situs Islam yang dihancurkan, atas nama pemurnian tauhid. Padahal, hemat Dr. Irfan al-Alawi, hal ini sama saja dengan ulah Zionis-Israel yang secara sistematis menghancurkan MAsjidil Aqsha.
Semoga umat Islam sadar, selain al-Aqsha, Mekkah dan Madinah juga perlu diselamatkan. “SAVE MAKKAH-MADINAH!”(rz)