Dituduh Eksploitasi Minyak Suriah Secara Ilegal, AS Diminta Ganti Rugi

Armed men in uniform identified by Syrian Democratic forces as US special operations forces ride in the back of a pickup truck in the village of Fatisah in the northern Syrian province of Raqa on May 25, 2016.<br />US-backed Syrian fighters and Iraqi forces pressed twin assaults against the Islamic State group, in two of the most important ground offensives yet against the jihadists. The Syrian Democratic Forces (SDF), formed in October 2015, announced on May 24 its push for IS territory north of Raqa city, which is around 90 kilometres (55 miles) south of the Syrian-Turkish border and home to an estimated 300,000 people. The SDF is dominated by the Kurdish People's Protection Units (YPG) -- largely considered the most effective independent anti-IS force on the ground in Syria -- but it also includes Arab Muslim and Christian fighters.<br /> / AFP / DELIL SOULEIMAN
(Foto: DELIL SOULEIMAN/AFP/Getty Images)

eramuslim.com – Suriah menuntut ganti rugi dari Amerika Serikat (AS) karena telah mengekploitasi kekayaan alam negaranya secara ilegal.

Kementerian Luar Negeri Suriah pada Sabtu (22/4) menuduh pasukan AS yang dikerahkan ke negaranya terus menyelundupkan minyak ke luar negeri dalam beberapa pekan terakhir.

“Suriah mengutuk tindakan pasukan pendudukan AS dan menuntut kompensasi atas kerugian ekonomi yang ditimbulkan akibat ekspor minyak ilegal dari ladang di timur laut negara itu,” kata Kemlu Suriah, seperti dimuat Mehr News.

Sejak awal April, kata Kemlu Suriah, pasukan AS telah mengirim beberapa batch minyak ke Turki dan Irak. Akibat dari aksi ini, Suriah disebut mengalami kerugian mencapai 17,1 miliar (Rp 1,599 triliun) pada akhir 2022 lalu dalam sektor minyak dan gasnya.

“Penjarahan kekayaan alam milik negara Suriah bertentangan dengan hukum kemanusiaan internasional dan mengarah pada pemiskinan dan penderitaan warga negara,” tambah Kemlu Suriah.

Selain itu, Damaskus juga telah menuntut AS agar menghentikan dukungannya kepada kelompok teroris bersenjata Kurdi dan mendesam penarikan pasukannya segera dari Suriah.

Seperti dimuat Easter Herald, militer AS saat ini menguasai sebagian provinsi Al-Hasakah, Raqqa, Aleppo, dan Deir ez-Zor, tempat ladang minyak dan gas terbesar Suriah berada.

Pemerintah Suriah menyebut kehadiran militer AS di wilayahnya sebagai pendudukan dan pencurian minyak Suriah, serta pembajakan negara. Untuk itu negara tersebut meminta ganti rugi kepada AS untuk warga sipil di negaranya.

 

(Sumber: RMOL)

Beri Komentar

2 komentar

  1. kok ada gambar iklan yg tidak pantas di situs era muslim ini……memangnya web site Era Muslim ini bukan milik Orang islam….