Diproyeksikan Menjadi Pengganti Biden, Kamala Harris Diduga Keturunan Arab?

Latest News LIVE: 'Proud to have secured..', says Kamala Harris on becoming  the presumptive Democratic nominee for President

Eramuslim.com – Dalam beberapa tahun terakhir, Wakil Presiden Kamala Harris telah menjadi subjek berbagai rumor mengenai asal usulnya, khususnya klaim yang menyatakan bahwa ia memiliki akar Muslim atau Arab. Klaim-klaim ini telah beredar luas di media sosial dan beberapa media massa.

Kamala Harris lahir pada tanggal 20 Oktober 1964 di Oakland, California. Ibunya berasal dari India, sedangkan ayahnya, Donald Harris, adalah keturunan Jamaika. Latar belakang yang beragam ini telah memainkan peran penting dalam membentuk identitas dan perspektif politiknya. Harris tumbuh dalam lingkungan multikultural, yang memengaruhi advokasinya untuk berbagai komunitas sepanjang kariernya.

Mengutip The New Arab (TNA), nama depan Kamala Harris, ‘Kamala’, berasal dari bahasa Sansekerta, bahasa klasik India. Nama ‘Kamala’ berarti ‘teratai’ dan umum digunakan di kalangan orang-orang keturunan India. Hal ini mencerminkan warisan ibunya, karena ibunya, Shyamala Gopalan, adalah seorang ilmuwan kanker payudara dari India.

Meskipun berakar dari bahasa Sansekerta, ada kemiripan nama tersebut dengan nama laki-laki Arab ‘Kamal’, yang berarti ‘kesempurnaan’ atau ‘kelengkapan’, sehingga menimbulkan kebingungan. Padanannya dalam bahasa Arab untuk perempuan dapat berupa ‘Kamala’ atau ‘Kamalat’, meskipun bentuk-bentuk ini kurang umum.

Beberapa tokoh masyarakat, termasuk mantan Presiden Donald Trump dan pembawa acara Fox News Tucker Carlson dan Laura Ingraham, telah salah mengucapkan namanya, menyebabkan tuduhan tidak hormat yang disengaja. Salah mengucapkan nama etnis dianggap oleh banyak orang sebagai bentuk ketidakpekaan budaya dan pengucilan.

Jadi bertentangan dengan rumor yang beredar, Kamala Harris bukanlah seorang Muslim atau Arab. Banyak petunjuk beredar di masa lalu yang menunjukkan bahwa dia mungkin seorang Muslim kemungkinan merupakan teori konspirasi Islamofobia yang dimaksudkan untuk mendiskreditkannya di antara khalayak xenofobia.

Harris mengidentifikasi dirinya sebagai penganut Baptis dan merupakan anggota Gereja Baptis Ketiga San Francisco. Latar belakang agamanya beragam, ibunya beragama Hindu, dan ayahnya beragama Kristen. Harris memeluk agama Kristen dan suaminya, Douglas Emhoff, beragama Yahudi.

Pejabat Perempuan Tertinggi dalam Sejarah AS

Setelah meraih gelar Juris Doctor dari Universitas California, Hastings College of the Law, ia menjabat sebagai wakil jaksa wilayah di Alameda County. Pada tahun 2003, ia terpilih sebagai Jaksa Wilayah San Francisco dan kemudian menjadi Jaksa Agung California pada tahun 2010. Pemilihannya sebagai anggota Senat AS pada tahun 2016 menandai tonggak sejarah lainnya, menjadikannya wanita Afrika-Amerika kedua dan orang Asia-Amerika pertama yang menjabat di Senat.

Pada tahun 2020, Joe Biden memilih Harris sebagai calon wakil presidennya, dan pemilihan berikutnya menjadikan Harris sebagai Wakil Presiden wanita pertama Amerika Serikat, sekaligus pejabat wanita dengan jabatan tertinggi dalam sejarah AS.

Dalam perkembangan politik yang signifikan, Presiden Joe Biden memutuskan pada hari Minggu untuk tidak mencalonkan diri kembali dan telah mendukung Kamala Harris sebagai kandidat Demokrat untuk pemilihan presiden 2024.

Keputusan ini muncul setelah meningkatnya seruan dari anggota parlemen Demokrat dan Independen agar Biden menyerahkan tongkat estafet. Harris dengan cepat muncul sebagai calon terdepan untuk nominasi Demokrat, didukung oleh dukungan dari tokoh-tokoh terkemuka seperti Barack Obama, Nancy Pelosi, dan keluarga Clinton.

Perkembangan ini kemungkinan akan membuat marah Partai Republik dan calon resminya, mantan Presiden Donald Trump serta pasangannya Senator JD Vance. Laporan menunjukkan mereka lebih suka melawan pasangan dipimpin Biden, karena menganggap presiden petahana yang sedang sakit lebih mudah dikalahkan.

Jenis kelamin Harris dan latar belakang yang beragam juga kemungkinan akan membuat marah kelompok xenofobia dan misoginis di kalangan kanan Amerika, yang sebagian besar pendukungnya gemar dengan teori konspirasi. Karena nada rasis yang jelas, kelompok kanan garis keras Amerika dan Donald Trump sendiri telah lama mempertanyakan garis keturunan Barack Obama, misalnya, dengan mendukung teori konspirasi ‘Birther’ yang secara keliru menyatakan bahwa ia tidak lahir di Amerika Serikat.

Karena alasan yang sama, lawan-lawan politik Harris kemungkinan besar akan memicu xenofobia dan Islamofobia setelah dia naik ke jajaran pimpinan Demokrat.

Sumber: inilah

Beri Komentar