eramuslim.com – Israel berduka atas kematian tiga warganya yang disandera Hamas di Gaza, yang tewas akibat tembakan pasukan Israel. Mereka tewas setelah pasukan Israel tak sengaja membunuh mereka karena mengira mereka sebagai ancaman.
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menyebut kematian mereka sebagai “tragedi tak terkira”.
“Seluruh Israel berduka atas kehilangan mereka,” katanya seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (16/12/2023).
Militer Israel mengatakan Yotam Haim, Alon Shamriz dan Samer El-Talalqa — ketiganya berusia 20-an tahun — tertembak selama operasi di kawasan Kota Gaza.
Ketiganya termasuk di antara sekitar 240 orang yang disandera selama serangan Hamas pada 7 Oktober ke Israel, yang juga menewaskan sekitar 1.200 orang.
Militer Israel menyampaikan penyesalan mendalam atas insiden tragis itu.
“Selama pertempuran di Shejaiya, IDF (Pasukan Pertahanan Israel) secara keliru mengidentifikasi ketiga sandera Israel itu sebagai ancaman dan akibatnya, menembak ke arah mereka dan para sandera tersebut terbunuh,” kata juru bicara Pasukan Pertahanan Israel Daniel Hagari.
“IDF menyampaikan duka mendalam atas bencana ini dan turut berduka cita bagi keluarga korban,” imbuhnya.
Jenazah mereka telah dibawa ke Israel, dan dari pemeriksaan dipastikan mereka adalah Haim, seorang drummer heavy metal berusia 28 tahun, pria berusia 25 tahun, El-Talalqa dan Shamriz, berusia 26 tahun.
Ketika berita mengenai insiden tersebut tersebar pada Jumat malam waktu setempat, ratusan orang berkumpul di Kementerian Pertahanan Israel di Tel Aviv untuk menyerukan pemerintahan Netanyahu agar menjamin pembebasan 129 sandera yang masih ditahan di wilayah Gaza, yang dikuasai Hamas.
Para pengunjuk rasa mengibarkan bendera Israel dan menuntut adanya kesepakatan mengenai pembebasan para sandera.
“Saya sangat ketakutan,” kata Merav Svirsky, saudara perempuayn dari Itay Svirsky yang disandera Hamas.
“Kami menuntut sebuah kesepakatan sekarang,” cetusnya.
Sebelumnya pada bulan November lalu, gencatan senjata yang berumur pendek menghasilkan pembebasan lebih dari 100 sandera dengan imbalan pembebasan warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.
Kesepakatan itu telah berakhir dan pertempuran antara Hamas dan pasukan Israel pun kembali terjadi.
(Sumber: Detik)