Presiden Bashar al-Assad mengancam negara-negara Arab dan Barat akan membayar harga yang pantas atas dukungan mereka terhadap pasukan revolusioner Suriah, serta bersumpah akan terus berjuang untuk memulihkan keamanan di setiap sudut wilayah Suriah.
Ancaman ini ditebarkan Assad dalam pidato pelantikan sumpah jabatan presiden baru Suriah untuk masa jabatan selama 7 tahun mendatang yang dilaksanakan pada Rabu (16/07) di istana kepresidenan di ibukota Damaskus.
Dalam pidato pelantikan jabatan, Assad mengatakan “segera kita akan melihat negara-negara Arab dan Barat yang mendukung revolusi Suriah akan membayarnya dengan harga yang mahal.”
Dalam pidatonya Assad menambahkan “pemilu Suriah adalah sarana pertempuran untuk mempertahankan kedaulatan dan legitimasi seperti keinginan dan kehendak rakyat.”
Assad menegaskan bahwa krisis di Suriah tidak akan dapat diselesaikan dari luar negeri dan harus dibangun di atas upaya rekonsiliasi internal dan dialog nasional untuk dapat menghentikan pertumpahan darah dan konspirasi asing serta mengembalikan pengungsi Suriah di luar negeri.
Presiden Bashar al Assad memenangkan pemilihan presiden yang digelar pada tanggal 3 bulan juni lalu, yang digambarkan sebagai lelucon oleh dunia barat.
Sedikitnya 170 ribu jiwa tewas dan lebih dari dua juta jiwa mengungsi akibat konflik Suriah yang telah memasuki tahun ke 4. (Rassd/Ram)