Di Era MEA, Malaysia Malah Akan Kurangi Pekerja Asing

Bendera-MalaysiaEramuslim.com – Di tahun 2016 dimana era pasar bebas masyarakat ASEAN (MEA), Indonesia bersiap menyambut banjirnya pekerja asing dan aseng. Jokowi bahkan sudah terang-terangan tidak akan memproteksi tenaga kerja pribumi dari serbuan ini dengan alasan agar daya saing pekerja Indonesia meningkat. Pada kenyataannya nanti, bukannya meningkat, yang ada malah pekerja Indonesia akan menjadi budak Aseng dan Asing di negerinya sendiri. Fungsi pemerintah sebagai pelindung sama seklai tidak ada. Dan ini beda sekali dengan pemerintah Malaysia. Malaysia di era MEA malah akan mengurangi jumlah pekerja asing.

Malaysia berencana mengurangi tenaga kerja asing, akibat kenaikan biaya mendatangkan ekspatriat dan pekerja migran sampai 30 persen. Datuk Paul Low, dari kantor perdana menteri Malaysia, menyampaikan rencana itu usai peluncuran Malaysia Economic Monitor on Immigrant Labour.

“Kami akan merekomendasikan revisi pungutan bagi pekerja asing berdasarkan industri dan sistem baru upah minimum,” ujar Low seperti dikutip The Star. “Kami berharap menerapkannya awal 2016.”

Produsen, menurut Low, akan dipaksa menggunakan mesin dan otomatisasi ketimbang menggunakan pekerja asing dalam proses produksi. Produsen juga harus memodernisasi sistem produksi.

“Kami akan memperkenalkan rencana ini perlahan-lahan. Mungkin saat produsen memperbarui ijin kerja tenaga asing,” demikian Low.

Kondisi ketat juga akan dikenakan kepada pengusaha, untuk memastikan mereka mematuhi hukum. Low juga memperingatkan tindakan tegas akan diambil terhadap pengusaha yang tertangkap menyalah-gunakan pekerja dengan cara apa pun; misal tidak membayar upah, lembur, dan tidak menyediakan akomodasi yang tepat.

“Pengusaha yang melanggar aturan akan menghadapi denda lebih berat atau kehilangan ijin usaha,” katanya.

Datuk Seri Wahid Omar, peserta diskusi dari kantor perdana menteri, mengatakan manajemen human capital yang efektif adalah prioritas utama menuju Malaysia berpenghasilan tinggi pada 2020.

“Kami mendorong inovasi, otomatisasi, dan pendidikan kejuruan, untuk mengurangi ketergantungan pada buruh murah berketrampilan rendah pekerja migran,” kata Omar. (ts)