Di Depan G-20, Erdogan Tegaskan Assad Tidak Punya Tempat Lagi di Suriah

Cumhurbaşkanı Recep Tayyip Erdoğan ile ABD Başkanı Barack Obama başbaşa görüştü. (Kayhan Özer - Anadolu Ajansı)

Eramuslim.com – Bashar al-Assad disebut sebagai akar permasalahan konflik bersenjata yang berujung pada munculnya berbagai kelompok terorisme di Suriah, berdampak pada keamanan dalam negeri di beberapa negara. Assad, bagaimana pun juga tidak punya tempat lagi pada masa depan pemerintahan Suriah.

“Assad tidak punya tempat di masa depan Suriah. Dia telah membantai rakyatnya. Pengungsi Suriah harus bebas dari kekejaman Assad,” tegas Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dalam pernyataannya usai penutupan KTT G20 di Antalya, Senin (16/11).

Posisi Assad di pemerintahan Suriah telah ditegaskan dalam pertemuan di Wina pekan lalu. Dalam pertemuan antara negara Barat dengan Suriah, yang juga diikuti oleh sekutu Assad yaitu Rusia dan Iran disepakatinya perlunya solusi politis untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama 4 tahun.

Dalam pertemuan itu disepakati untuk segera digelar perundingan antara Assad dengan para pemimpin oposisi Suriah.

Rencana ambisius itu juga memuat tenggat waktu untuk transisi kepemimpinan Suriah, yang diharapkan terjadi dalam waktu enam bulan setelah perundingan antara Assad dan oposisi. Usai terpilih, kepemimpinan yang baru nanti akan membentuk konstitusi baru dan menggelar pemilu yang diawasi dengan ketat oleh PBB dan beberapa negara 18 bulan kemudian,

Erdogan mengatakan rezim Assad telah menyengsarakan rakyatnya. Dengan jumlah korban tewas akibat konflik mencapai 250 ribu orang di Suriah, Erdogan mengatakan bahwa Suriah adalah negara gagal yang berdampak buruk bagi kawasan. Akibat konflik, Turki kebanjiran 2,5 juta pengungsi Suriah dan Irak yang menghabiskan dana negara hingga US$8,2 miliar.

“Kami membuka pintu bagi para pengungsi, tanpa memandang etnis dan agama. Ini adalah sikap yang kami ambil sebagai manusia,” tegas Erdogan.(ts)