Eramuslim.com – Deputi Khilafah Daulah Islam (IS) dikabarkan gugur dalam serangan udara koalisi pimpinan AS di Irak utara, kementerian pertahanan Irak melaporkan .
Abdul Rahman Mustafa Mohammed, yang juga dikenal sebagai Abu Alaa al-Afari, berada di sebuah masjid dekat Tal Afar yang ditargetkan, kata juru bicara militer Irak, Brigadir Jenderal Tahsin Ibrahim.
Dalam beberapa pekan terakhir, ada laporan bahwa Al Afari telah mengambil alih komando sementara operasi IS setelah Abu Bakr al-Baghdadi telah terluka parah akibat serangan udara di Irak pada bulan Maret lalu.
Jenderal Ibrahim mengatakan kepada BBC bahwa Al Afari gugur bersama puluhan mujahidin sebagai Syuhada di masjid di desa al-Iyadhiya, dekat Tal Afar, di mana Al Afari dikenal sebagai seorang pengkhotbah terkenal.
Tal Afar, di provinsi utara Niniwe, dikuasai oleh IS pada Juni 2014.
Ibrahim tidak menentukan negara mana yang telah lakukan serangan udara, tetapi AS-lah yang bertanggung jawab sebagai pimpinan koalisi yang dimulai Agustus tahun lalu.
Kementerian pertahanan Irak secara terpisah terbitkan video yang konon menunjukkan penyerangan . Tapi tidak mengatakan kapan itu terjadi.
Gubernur Niniwe, Atheel al-Nujaifi, mengatakan kepada BBC di Washington bahwa kontak nya telah mengkonfirmasi gugurnya Al Afari ini.
Koalisi yang dipimpin AS mengatakan Rabu pihaknya telah melakukan penyerangan di daerah Tal Afar terhadap “sebuah posisi IS dan unit senapan mesin berat IS”, ia menambahkan: “Kami dapat mengkonfirmasi bahwa pesawat koalisi tidak menyerang masjid . ”
Namun wartawan BBC Ahmed Maher di Baghdad mengatakan bahwa jika kematian Al Afari ini dikonfirmasi, itu akan menjadi kerugian bagi IS.
Pria yang dikenal sebagai Abu Alaa al-Afari diyakini menjadi peringkat nomor dua setalah Abu Bakr al-Baghdadi, dan AS memberikan ganjaran bagi kepalanya senilai $ 7 juta selain Al Baghdadi sendiri yang dinilai $ 10 juta bagi siapa yang memberikan informasi keberadaannya.
Tetapi lukanya Al Baghdadi dan gugurnya Al Afari belum mendapatkan konfirmasi dari media media Daulah Islam, jadi bisa saja ini menjadi perang media pihak Irak dan Barat…Wallahu Alam. (JL/KH)