Sebagai anak muda Kim sangat realistis: dunia sudah berubah. Rajanya komunis Soviet sudah wassalam. Ratu komunis Tiongkok sudah lebih kapitalis dari kapitalis setengah hati. Vietnam sudah punya 18 special economic zone. Dan segera ditambah tiga lagi. Semua untuk menampung investasi dari Tiongkok yang dibencinya. Kuba sudah membuka kedubes di Amerika. Laos sudah menjadi kucing yang tidak bisa menangkap tikus.
Maka Korut tinggal menunggu momentum. Kini momentum itu tiba. Semua pertanda-pertanda mengarah ke sana: presiden Amerika-nya tukang gertak, ekonomi Korutnya kian tak tertahankan, Tiongkok-nya kian jual mahal, Korsel-nya dipimpin orang yang gengsinya tidak tinggi.
Setelah pertemuan puncak di Cappella Hotel Singapura kemarin itu apalagi yang ditunggu?
Tentu: pembangunan ekonomi. Dan peningkatan kesejahteraan rakyatnya.
Dari mana sumbernya?
Hanya tiga: Korsel, Tiongkok dan Rusia. Bisa juga Singapura. Tapi dengan gendong-indit dua raksasa tetangganya saja sudah cukup: Tiongkok dan Korsel.