Eramuslim – LS: Apakah perang melawan narkoba juga perang melawan orang kulit hitam? Saya akan memberi kerangka untuk pertanyaan ini, karena John Ehrlichman, seorang mantan ajudan top Richard Nixon, konon mengakui hal itu: “Aksi Nixon pada 1968, dan White House Nixon setelah itu, memiliki dua musuh: kaum kiri anti-perang dan orang kulit hitam. Anda mengerti apa yang saya katakan? Kita tahu kita tidak dapat membuat legal melawan perang atau orang kulit hitam, tetapi dengan membuat publik mengaitkan kaum hippie dengan mariyuana dan orang kulit hitam dengan heroin, dan kemudian mengkriminalisasi keduanya dengan keras, kita dapat mengganggu komunitas itu. Kita dapat menangkap para pemimpin mereka, menggerebek rumah mereka, menghentikan pertemuan-pertemuan mereka, dan menjelekkan mereka hari demi hari di berita malam. Apakah kita tahu kita sedang berbohong tentang narkoba? Pasti kita tahu.”
Pertama, dan saya dapat kutipan dari buku harian H. R. Haldeman dalam hal ini, tentunya. Di tahap awal kepresidenannya, khususnya pada 28 April, 1969, Nixon menguraikan strategi dasarnya pada kepala stafnya: “[Presiden Nixon] menekankan bahwa kamu harus menghadapi fakta kalau permasalahan utama ialah orang kulit hitam. Kuncinya ialah dengan merancang sebuah sistem yang tidak mengakui hal itu sembari tidak terlihat seperti itu.”
Kedua, jadi, apakah perang pada narkoba yang dimulai di bawah Nixon juga perang pada orang kulit hitam? Dan jika begitu, apa yang memberitahukan kita tentang Amerika Serikat?
DV: Amerika merupakan bekas negara budak dan masyarakat yang terang-terangan rasis, jadi iya, perang pada narkoba, yang dikelola oleh para supremasi putih, dulu dan saat ini diarahkan pada orang-orang kulit hitam dan minoritas yang diremehkan lainnya sebagai sebuah cara untuk menjaga mereka tetap tercabut hak pilihnya. Biro Narkotik yang lama secara terang-terangan rasis: tidak hingga 1968 ketika agen-agen kulit hitam FBN diperbolehkan menjadi pengawas kelompok (Tingkat 13) dan mengatur agen-agen kulit putih.