Menurut saya, kunci kebahagiaan itu terletak pada sikap kita mensyukuri apa yang telah dicapai. Dengan mensyukuri atas segala sesuatu yang telah kita miliki, maka kebahagiaan akan selalu mengalir di kehidupan kita. Jangan mencari kesempurnaan tapi sempurnakan apa yang telah ada. Jangan sesali apa yang hilang, tapi fokuslah pada apa yang telah kita miliki.
Sahabat, ada sebuah kisah nyata yang membuktikan secara pasti bahwa betapapun banyaknya harta kekayaan, tidak mampu menjamin akan tercapainya suatu kebahagiaan yang hakiki. Sebuah kisah yang menjadi pusat perhatian bagi para penulis, wartawan dan para pemburu berita selama bertahun-tahun. Sebuah cerita tentang seorang wanita bernama Christina Onassis. Siapa dia? Dia adalah putri seorang miliarder terkenal asal Yunani, Aristotle Onassis.
Saat sang ayah meninggal, Christina mewarisi seluruh harta yang ditinggalkan oleh ayahnya. Harta yang diwariskan berupa simpanan deposito, real estate, danau, pulau-pulau pribadi, perusahaan penerbangan, armada laut dan sebagainya. Sungguh, sebuah peninggalan yang luar biasa banyaknya. Tak pelak lagi, bagi kita dan bagi kebanyakan orang, siapapun yang mewarisi harta sedemikian besar pasti akan menjadi orang yang paling berbahagia di dunia. Tapi, apakah memang demikian yang terjadi pada Christina? Untuk menjawabnya, marilah kita telusuri perjalanan hidupnya dalam kisah singkat ini.
Ketika sang ayah masih hidup, Christina menikah dengan seorang lelaki berkebangsaan Amerika. Namun, hanya beberapa bulan kemudian, pernikahannya berantakan dan berakhir dengan perceraian. Setelah ayahnya meninggal, Christina menikah untuk kedua kalinya. Kali ini ia menikah dengan seorang pria asal Yunani. Namun, sebagaimana pernikahannya yang pertama, usia pernikahannya yang kedua inipun hanya bertahan beberapa bulan saja sebelum akhirnya kembali kandas di jalan perceraian.