China Tahan 127 Jurnalis Hingga Blogger

RSDL dilembagakan di China ketika Presiden Xi berkuasa. Praktik ini memungkinkan pihak berwenang menahan seseorang di sel isolasi, di bawah pengawasan konstan di fasilitas yang ditunjuk. Praktek ini sering digambarkan sebagai penyiksaan oleh mereka yang telah mengalaminya.

Cheng ditahan pada Agustus 2020 dan dilaporkan menjalani RSDL sebelum dia secara resmi didakwa enam bulan kemudian. Sejauh ini vonis terhadap Cheng belum diumumkan.

Menurut RSF, hampir dua pertiga jurnalis yang ditahan di China merupakan etnis Uighur. Sebagian besar dari mereka membantu meningkatkan kewaspadaan tentang kampanye penindasan China terhadap etnis minoritas Muslim, dan kelompok lain di wilayah Xinjiang.

Jurnalis dan blogger Uighur  menghadapi hukuman yang lebih berat daripada rekan-rekan mereka. Salah satunya adalah seorang ekonom dan pendiri situs web Uyghur Online, Ilham Tohti,  yang dijatuhi hukuman penjara seumur hidup atas tuduhan separatisme pada 2014.

RSF merilis laporan itu bertepatan dengan peringatan pertama penahanan Haze Fan, seorang asisten berita untuk Bloomberg News yang berbasis di New York. Dia diculik oleh petugas polisi berpakaian preman di Beijing tahun lalu.  Pada Selasa, Pemimpin Redaksi Bloomberg, John Micklethwait sangat khawatir tentang kesejahteraan dan keselamatannya setelah ditahan selama 12 bulan penahanan.

Dalam laporannya, RSF mengatakan, jurnalis China harus mengunduh aplikasi. Dalam upaya untuk mengontrol jurnalis Tiongkok di masa depan, laporan itu mencatat, jurnalis Tiongkok diharuskan mengunduh aplikasi “Study Xi, Strenghten the Country.” Aplikasi ini dapat mengunduh data pribadi para jurnalis. Selain itu, para jurnalis juga akan menjalani sesi pelatihan ideologi selama 90 jam setiap tahun untuk memperbarui kartu pers mereka.

Sejumlah wartawan asing mengatakan, kondisi di China menjadi lebih menantang dalam beberapa tahun terakhir. Terutama di bawah peraturan Covid-19. Menurut survei oleh Foreign Correspondents Club of China, pada 2020, sebanyak 18 jurnalis asing terpaksa meninggalkan Beijing karena memburuknya hubungan diplomatik antara Cina, Amerika Serikat, dan Australia.

Tindakan keras China juga meluas ke Hong Kong. Wilayah tersebut adalah markas regional organisasi media termasuk CNN, AFP dan Reuters.

Taipan media Jimmy Lai adalah orang dengan profil tertinggi yang didakwa berdasarkan undang-undang keamanan Hong Kong. Surat kabar milik Lai, yaitu Apple Daily, terpaksa ditutup dan enam karyawan lainnya termasuk mantan pemimpin redaksinya juga telah ditahan.

Lai menghadapi hukuman penjara seumur hidup karena dituduh berkolusi dengan pasukan asing. Dia divonis di bawah ketentuan undang-undang baru.[rol]