Cegah Gelombang Pengakuan Negara Palestina, Menlu AS Jadwalkan Kunjungi Uni Eropa Pada Pekan Depan

U.S. Secretary of State Kerry speaks during a news conference at the Lake Garden Hotel, outside the venue of the 47th ASEAN Foreign Ministers' Meeting, in NaypyidawMaraknya gelombang pengakuan terhadap negara Palestina dalam kurun waktu 3 bulan terakhir, memaksa Amerika Serikat untuk turun tangan berdialog dengan negara-negara Eropa.

Dalam konferensi pers bersama dengan presiden Kolombia, Juan Manuel Santos, di ibukota Bogota pada hari jum’at (12/12) kemarin, John Kerry menyatakan bahwa dirinya akan melakukan pembicaraan dengan pejabat Uni Eropa, terkait draft resolusi yang akan disampaikan kepada Dewan Keamanan PBB, termasuk pengakuan Negara Palestina dan penarikan mundur Israel dari wilayah yang diduduki.

Dalam penyataannya, Kerry mengatakan “kami telah mempelajari sejumlah proposal damai, tanpa harus menyebabkan berlanjutnya konflik dan ketegangan diantara kedua negara.”

Perlu dicatat bahwa Jordan telah membuat rancangan resolusi yang diajukan kepada Dewan Keamanan PBB, menyerukan diakhirinya pendudukan Israel dari wilayah Palestina paling lambat November 2016.

Rencananya DK PBB akan memberikan suara mereka pada rancangan resolusi tersebut dalam waktu 1 bulan.

Menanggapi hal tersebut, pemerintah Israel berharap Amerika Serikat menggunakan hak vetonya untuk membatalkan rancangan resolusi tersebut, dan meminta DK PBB tidak mengambil keputusan apapun tanpa adanya kesepakatan antara Palestina dan Israel.

Kerry sendiri dijadwalkan akan bertemu dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, di kota Roma pada pekan depan. (Dostor/Ram)