Eramuslim.com – Orang bijak berkata, “Don’t judge a book from the cover”. Janganlah menilai isi suatu buku dari melihat covernya saja. Kalimat bijak ini tentu saja tidak berlaku selamanya alias relatif. Ada buku yang covernya bagus dan isinya juga bagus, ada yang covernya jelek tapi isinya bagus. Dan ada pula sebaliknya, covernya bagus tapi ternyata isinya jelek. Dan yang paling sial, sudah covernya jelek, isinya pun sampah.
Demikian pula dengan wajah manusia dan hati serta tindak-tanduknya. Yang paling baik adalah manusia yang wajahnya sedap dipandang dan memiliki hati serta sifat yang juga baik.
Dan yang paling blangsak, istilah orang Betawi, sudah mukanya bikin orang males makan atau bikin mual, walau sedang tersenyum sekali pun, sifat dan kelakuannya juga jelek, seperti tukang bohong, tidak amanah, bicara A tapi yang dilakukannya Z, dan sebagainya. Naudzubillah min dzalik!
Mari kita sejenak perhatikan wajah Kim Jong Un. Bagi yang tidak tahu nama ini, dialah Diktator Korea Utara, negeri komunis besar sekutu erat dari Rezim Komunis RRC yang dipimpin Jinping.
Wajah Kim Jong Un terlihat bagai wajah seorang bayi yang berkulit putih, mulus, dan gembil, dengan potongan rambut yang unik dan bisa mengundang senyum. Tapi awas, jika senyumnya di dekat dia, dijamin nyawa Anda langsung lepas dari raga. Wajahnya boleh polos, tapi salah sedikit di hadapannya, nyawa jadi taruhan.
Diktator-diktator lain juga demikian, wajah yang polos, namun ternyata kelakuan tiranik. Tentu saja ada perkecualian, seperti Stalin atau Lenin misalnya. Mereka punya wajah seangker tabiatnya. Dalam pewayangan ada tokoh Duryudhono, Raja Astina, yang wajah dan kelakuannya selaras seirama.
Tapi di dalam dunia pewayangan, ada juga Sengkuni, seorang penasehat utama Kerajaan Astina. Sengkuni adalah sosok sempurna bagi seorang Machiavelis: punya wajah teduh, terkesan lembut, bicara juga pelan, tapi kelakuannya suka mengadu-domba, fitnah sana-sini, tukang tipu daya, pembohong, dan segudang tabiat jelek lainnya.
Don’t judge a book from the cover. Mungkin benar adanya. Jadi jangan tertipu dengan cover. Jangan tertipu dengan wajah.
Bisa saja, wajah suka tersenyum, tapi punya sifat pendendam, bahkan darah dingin seperti halnya Hanibal Lecter.
Jadi jangan sekali-kali tertipu dengan riasan luar. Hakikat itu ada di dalam. Bilang tidak akan melakukan A tapi ternyata doyan melakukan A sepanjang kepemimpinannya . Iya toh? []