Eramuslim.com – Setiap yang mengaku beragama Islam, wajib bersaksi jika Tuhan yang disembah cuma Allah Swt dan Nabinya Muhammad SAW. Tidak ada sesembahan lain. Tidak ada yang lebih tinggi. Tidak ada yang lebih penting. Walau nyawa taruhannya. Itulah Muslim. Setiap orang Islam harus seperti ini.
Syahadat. Demikian namanya. Adalah persaksian seorang Muslim jika dirinya hanya menuhankan Allah Swt, bukan yang lain, dan bersaksi jika Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah Swt yang juga harus diikutinya.
Islam mengatur semua sisi kehidupan seorang manusia, dari bangun tidur hingga mau tidur lagi. Bahkan posisi tidur pun diatur sebagaimana Rasulullah SAW tidur, yakni miring menghadap ke kanan. Dunia ilmiah beratus tahun kemudian menemukan bukti jika posisi tidur yang demikian memiliki banyak manfaat. Itu baru posisi tidur. Dalam memilih calon pemimpin, Allah Swt dengan tegas dan jelas pun telah memberikan rambu-rambunya yang sangat mudah dipahami dan dimengerti, jadi tidak memerlukan penafsiran-penafsiran filosofis yang njelimet atau bahkan menggunakan filsafat ini dan itu.
Allah Swt di dalam kitab suci al-Qur’an MELARANG KERAS seorang Muslim membantu, mendukung, atau memilih calon pemimpin non-Muslim alias kafir. Umat Islam baru boleh memilih seorang pemimpin non-Muslim, jika di dunia ini sudah tidak ada lagi seorang Muslim yang shalih, amanah, cerdas, dan memenuhi syarat-syarat seorang pemimpin di dalam Islam. Jika masih ada seorang Muslim yang memenuhi syarat kepemimpinan, maka seorang Muslim HARAM memilih calon pemimpin di luar Islam. Allah Swt secara tegas melaknat seorang yang beragama Islam namun memilih seorang pemimpin non-Muslim. Bahkan Allah Swt menyamakan orang Islam yang memilih pemimpin non-Muslim sebagai kafir. Jelas, Allah Swt menganggap orang Islam yang memilih pemimpin non-Muslim sebagai MURTADIN, atau orang yang keluar dari agama Islam. Ayat-ayatnya banyak, silakan KLIK DISINI.
Orang Islam yang memilih pemimpin non-Muslim selain MURTAD, maka mereka jelas telah masuk kategori orang yang menjual akheratnya dengan harga teramat murah agar mendapatkan kehidupan dunia yang sesungguhnya fana. Mereka menukar kehidupan abadinya di akherat dengan kehidupan fana di dunia.
Sekarang dalam kehidupan faktual, kita bisa lihat banyak sekali warga DKI Jakarta yang mengaku Islam, baik yang bergabung dengan partai politik, maupun secara individuil, yang terang-terangan tanpa malu sedikit pun mendukung Ahok dalam Pilgub DKI 2017. Ahok jelas non-Muslim. Ahok suka makan daging babi yang diharamkan Allah Swt. Ahklaknya pun semua orang tahu. Kata-kata yang keluar dari mulutnya jauh dari kata hikmat dan bijak. Orang sepertu inilah yang dianggap lebih penting dan lebih utama ketimbang mentaati firman Allah Swt. Naudzubillahi min dzalik!
Mereka inilah, yang menganggap Ahok jauh lebih penting ketimbang Allah Swt. Dan tempat kembali orang-orang seperti ini kita semua paham. Apakah mereka ini akan mengira hidup selamanya di dunia? Wallahu’alam bishawab. Semoga kita semua dijauhkan dari sifat yang seperti ini. Amien. (ts)