Fir’aun ingin berkuasa selama-lamanya. Kekuasaan atas dunia sangat melenakan dan sangat dinikmatinya. Sebab itu dia selalu membunuh semua kritik dan sikap permusuhan yang dilakukan oleh siapa pun. Bahkan dengan cuma mengandalkan kecurigaan, dia bisa menghabisi orang yang dianggap bisa sebagai lawannya. Di masa itu, Fir’aun membunuh semua bayi laki-laki hanya karena dia bermimpi seorang bayi laki-laki akan lahir dan setelah besar akan menjadi lawannya yang tangguh yang mampu mengalahkannya.
Ketika Fir’aun berkuasa, semua yang ada di dekatnya merasa kekuasaan mereka abadi.
Namun Allah Subhana wa Ta’ala punya kehendak. Makaru wa makarallah. Tidak ada kejahatan yang abadi di dunia. Allah Swt akan memunculkan orang-orang pemberani dan yang hanya taat kepada-Nya, yang melakukan perlawanan terhadap kesewenang-wenangan Fir’aun dan semua pendukungnya. Mereka dengan gagah berani melawan semua kemungkaran. Mereka menyatakan perang terhadap segala kemaksiatan dan kezaliman, dan sangat merindukan mati syahid.
Tidak ada kejahatan di muka dunia ini yang abadi. Tidak ada pemimpin zalim di dunia ini yang bisa hidup selamanya. Dunia berputar, dan kezaliman akan selalu digantikan oleh keadilan. Itu sudah sunnatullah.
Bagi mereka yang tak pernah lelah dan tak pernah surut memperjuangkan kebenaran, bersabarlah. Karena ketika Fir’aun berkuasa, dengan sangat kuat dan nyaris tak terkalahkan, tiba-tiba muncul Musa a.s dari dalam istananya sendiri, yang memimpin perjuangan menegakkan keadilan dan kebenaran, yang mengalahkan Fir’aun dan seluruh pasukannya hingga ditelan amarah Laut Merah. Yakinlah, kebenaran insyaAllah akan menang. []