Eramuslim.com – Ketika Fir’aun berkuasa, dirinya dikelilingi pemuka agama, konglomerat, dan juga para penjaga keamanan.
Ketika Fir’aun berkuasa, di sisi kanannya ada Bal-am bin Ba’ura. Bal-am adalah seorang pemuka agama, yang dengan penguasaannya atas dalil-dalil agama di zamannya, dia memutar-mutar lidahnya demi membenarkan semua tindakan Fir’aun dan dengan kejinya menuding orang-orang yang memperjuangkan kebenaran sebagai penjahat dan kriminal. Bal’am menjual akherat dan agamanya demi kehidupan dunia yang bergelimang harta.
Ketika Fir’aun berkuasa, di sisi kirinya ada Qarun. Qarun adalah seorang pengusaha yang kaya raya, dimana seluruh harta kekayaannya tidak bisa dihitung di masa itu. Dengan kekayaannya ini dia menjadi penopang utama kekuatan rezim Fir’aun. Dengan ‘memelihara’ Firaun maka Qarun bisa mendapatkan banyak sekali keistimewaan-keistimewaan dan segala konsensi yang dia inginkan untuk lebih memperbanyak harta dunianya. Qarun tidak pernah terpuaskan dahaganya terhadap kekayaan dan kekusaan dunia, termasuk segala kelezatan duniawi yang didapatkannya berkat kedekatannya dengan Fir’aun.
Ketika Fir’aun berkuasa, angkatan perang dan aparat keamanan semuanya berada di dalam genggaman tangannya. Dengan sewenang-wenang Fir’aun bisa setiap saat memerintahkan aparatnya untuk menangkapi dan bahkan menghabisi orang-orang yang tidak disukai atau yang melancarkan kritik kepadanya. Bagi Fir’aun, segala perkataan dan tindakannya adalah hukum yang harus ditaati oleh siapa pun. Segala perkataan dan tindakannya adalah kebenaran. Jika Fir’aun mengatakan air di lautan berwarna hitam, padahal jelas-jelas terlihat biru di depan mata, maka semua rakyatnya harus meyakini jika air laut memang berwarna hitam. Jika pun Fir’aun mengucapkan kedustaan, maka rakyat semuanya harus tunduk dan percaya jika kedustaannya Fir’aun adalah kebenaran.