Singkat cerita yang punya banyak janji pun bertengger di kursi penguasa. Hari demi hari, bulan berganti tahun, janji tinggalah janji. Soal utang, tidak perlu ditulis disini, Jaya Suprana dengan MURI-nya pun sudah tahu jika harusnya ada predikat award baru “Raja Utang Sepanjang Zaman” namun sampai detik ini sepertinya masih ewuh-pakewuh, gaenak ati, untuk merilis predikat baru itu. Soal lapangan pekerjaan, itu sudah terlaksana, tapi di lapangan pribumi banyak yang beralih profesi jadi Driver Ojol karena perusahaannya gulung tikar. Dan soal mbaibek Indosat, entah kenapa tak pernah diucapkan lagi sampai detik ini.
Seperti kata Diana Nasution: “Janji, janji, tinggal janji, hanya mimpi….” Ya, seperti itulah. Rakyat Indonesia sudah khatam mencatatnya di batok kepalanya. Malaikat pun diam-diam, tapi pasti, sudah mencatatnya. Entah, apakah semua ini disadari oleh penguasa yang punya janji? Bisa jadi, di balik ketawa-ketiwi plus cengar-cengir yang ada, di dalam hatinya dia kebat-kebit takut ditagih janjinya, setidaknya di akherat. Bagaimana pun, hati nuraninya pasti akan menyuarakan kebenaran, bukan?