Eramuslim.com – Janji itu utang. Walau mati syahid ditombak musuh atau mati dalam kebaikan saat memberi makan kodok peliharaan dan berteriak “Awoooohu Akbar!” Tetap saja, surga akan terhalang darinya sebelum utang janjinya ditunaikan. Itu kata hadits shahih.
Utang itu bukan hanya berupa utang kredit panci emak-emak kampung kepada tukang kredit dari Garut. Bukan pula utang kepada Inang-inang di pasar inpres dengan bunga berlipat-lipat. Bukan semata utang kepengan atau koin. Tapi juga utang janji seorang pemimpin kepada rakyatnya. Ini yang benar-benar dahsyat, karena menyangkut hajat hidup orang banyak.
Hampir semua rakyat Indonesia, baik yang punya teve maupun tidak, masih ingat bagaimana di gang-gang kampung, di tiang listrik dan tiang telepon, bagaimana di ujung gang dan perempatan jalan raya, ada spanduk, poster, dan baliho menampilkan seorang kandidat pemimpin dengan tulisan besar-besar “SEDERHANA” di dalamnya. Banyak sekali janji di situ tertulis dengan huruf besar mencolok biji mata: Jika berkuasa akan menolak utang luar negeri! Akan menciptakan 10.000.000 lapangan pekerjaan! Akan mbaibek Indosat! dan akan dan akan lagi.