Orang gila harusnya diobati, minum obat, biar sembuh, dan dimasukkan ke dalam Rumah Sakit Jiwa. Sangat berbahaya jika orang gila dibiarkan bebas bergentayangan didepan umum bahkan dijadikan pelakon di masyarakat.
Kita semua harus mewaspadai orang gila. Apalagi sekarang, dimana orang gila sudah semakin cerdas, karena mampu memilah dan memilih untuk melakukan penyerangan hanya kepada ulama dan para tokoh agama. Orang gila seperti ini pasti orang gila yang bisa berpikir sistematis dan strategis. Orang gila zaman now, istilahnya.
“Apakah spanduk-spanduk yang mulai banyak bertebaran di jalan-jalan dan tempat umum yang memuat foto-foto orang yang tidak jelas karya dan prestasinya, dengan pose cengar-cengir, atau mesem-mesem gak jelas, itu juga orang gila?” demikian tanya orang banyak. Mungkin saja. Setidaknya mereka masuk ke dalam kategori “Gila Jabatan”.
Kita sekarang harus berhati-hati. Karena banyak orang gila yang pura-pura waras dan malah mengajari kita yang waras beneran tentang arti Bhineka Tunggal Ika, Toleransi, Persatuan, dan lain sebagainya. Sekarang ini, kita ibarat kalimat: “Yang waras ngalah”. Ya, ngalah agar tidak ikut-ikutan menjadi gila. Dan yang waras tentu tidak akan memilih orang gila sebagai sahabatnya, apalagi sebagai panutan. Hanya mereka yang gila yang memilih orang gila. Bukankah sesama orang gila dilarang untuk saling menjadi waras? []