Buya Hamka: Saat Sentot Ali Basya Insaf Perangi Kaum Paderi

Buya Hamka: Saat Sentot Ali Basya Insyaf Perangi Kaum Paderi. Foto: Buya Hamka dan isterinya

Eramuslim.com – Ketika menjadi salah satu panglima perang Diponegoro, Sentot Ali Basya bergelar Basya Imam Abdul Kamil Sentot. Setelah meraih kemenangan gemilang di Naggulan pada 1828, Sentot diberi gelar baru Radan Basya Prawirodirjo Sentot.

Meski Sentot terus berjuang dan meraih kemenangan, tetap saja kekuatan pasukan Belanda dan pasukan Diponegoro secara umum tidak seimbang.

Banyak anggota pasukan Diponegoro yang gugur di medan perang sehingga membuat pasukan Diponegoro lebih banyak bertahan daripada menyerang.

Pada saat demikian, Belanda menggunakan berbagai macam cara untuk mempercepat kekalahan pasukan Diponegoro. Salah satu caranya adalah memberikan janji pemberian wilayah bagi pasukan Diponegoro yang mau menyerah.

Selain itu, Belanda menjamin bahwa pasukan yang dipimpin oleh para panglima tetap utuh dan tidak akan dicerai-beraikan. Meski menyerah, mereka akan disambut dan diperlakukan secara hormat dan layak oleh Belanda.

Sejumlah pimpinan pasukan Diponegoro mengetahui bahwa perang ini pada akhirnya akan dimenangkan oleh Belanda juga.