Sebanyak 13.000 warga Irak di kota Falujjah terpaksa mengungsi ke tempat aman akibat operasi militer yang dilakukan Perdana Menteri Irak Nuri Al Maliki terhadap gerakan suku milisi bersenjata, yang dituding berafiliasi dengan jaringan Al Qaida.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan jubir Bulan Sabit Merah Muhammad al Khuzai pada Rabu (08/01), “sebagian besar pengungsi kini tinggal di sekolah-sekolah dan gedung pemerintah di provinsi Anbar.”
Bulan Sabit Merah sendiri telah memberikan bantuan kemanusiaan kepada lebih dari delapan ribu rumah tangga pengungsi dalam waktu tiga hari terakhir di provinsi Anbar.
Aksi unjuk rasa damai warga Sunni di provinsi Anbar menentang Pemerintahan Irak berubah menjadi operasi militer setelah Perdana Menteri Irak Nuri Al Maliki yang beraliran Syiah menuding kelompok al Qaida berada di balik aksi demonstrasi tersebut.
Di sisi lain utusan PBB untuk Irak, Nikolay Maladenov, memperingatkan bencana kemanusiaan yang melanda pengungsi dari kota Falujjah dan Ramadi akibat habisnya stok bantuan pokok kemanusiaan.
Maladenov mengatakan “situasi kemanusiaan di provinsi Anbar semakin mencekam dan bertambah buruk, operasi militer mengusir milisi bersenjata dari kota Fallujah dan Ramadi mengakibatkan Warga yang masih berada di kedua kota tidak dapat mengungsi keluar.”
“Di kota Fallujah polisi lalu lintas telah kembali mengatur lalu lintas kota, akan tetapi militan bersenjata masih menguasai kota yang berada di tepi Sungai Eufrat ini,“ seperti dilansir koresponden Agence France Presse. (Rassd/RAM)