Garam Menjadi Musuh Kesehatan di Bolivia, Kenapa?

TO GO WITH AFP STORY BY OUERDYA AIT ABDELMALEK A picture shows the salt, pepper and vinegar on a table at Poppies fish and chip restaurant in east London on January 26, 2015. Fish and chips, that a classic British dish, is a popular takeaway food in the UK with local media reporting that somewhere in the region of 250 million portions are served up annually. AFP PHOTO / LEON NEAL (Photo credit should read LEON NEAL/AFP/Getty Images)

Eramuslim – Bingung mengobati penyakit tekanan darah tinggi yang banyak diderita masyarakat Bolivia, pemerintah Evo Morales berencana akan melarang adanya garam tambahan yang biasanya tersaji di meja makan restoran ataupun tempat makan.

Seperti dilansir Sky News Arab dari media lokal Bolivia menyatakan bahwa kebijakan ini diambil untuk memerangi penyakit tekanan darah tinggi yang telah menyerang sepertiga penduduk Bolivia akibat konsumsi garam berlebih.

Tidak hanya sampai disana, menurut keterangan Wakil Menteri Hak-Hak Konsumen, Gabrimo Mendoza, menyatakan bahwa selain berniat menghapus garam tambahan dari meja makan, rencananya pemerintah akan memaksa restoran ataupun rumah makan menyajikan informasi berapa banyak garam yang digunakan dalam satu menu makanan.

Mudah-mudahan peraturan baru pemerintah Bolivia ini tidak sampai melarang penggunaan garam dalam makanan.

Tentunya masyarakat Indonesia yang sudah terbiasa pakai garam baik untuk makanan ataupun pengawetan, tidak bisa membayangkan apa jadinya rasa makanan tanpa ada garam sedikitpun. (Skynewsarabia/Ram)