Wawancara Ekslusif dengan Khaled Mesyal (3): Kami Menolak Israel Karena Mereka Adalah Penjajah, Bukan Karena Yahudi

Berikut ini kutipan wawancaranya bagian terakhir yang disarikan dari Ikhwan Web.

Sebenarnya seperti apa peta perjuangan Hamas dan dimana pula posisi Fatah?

Beberapa faksi di Palestina telah terinspirasi oleh nasionalisme Arab, Marxisme atau Leninisme, dan liberalisme. Meskipun kami sangat percaya bahwa gagasan-gagasan ini asing bagi kami dan telah gagal untuk memenuhi aspirasi mereka, kami bersikeras bahwa rakyat adalah wasit terakhir untuk menentukan pemimpin mereka dan oleh siapa rakyat ingin diatur. Dengan demikian, pilihan rakyat adalah pilihan terbaik untuk menyelesaikan Palestina kita. Apa pun yang rakyat pilih harus dihormati.

Hamas berusaha memberikan kemampuan terbaik untuk melindungi hak asasi manusia dan kebebasan sipil dari afiliasi Fatah dan semua faksi lain di Jalur Gaza. Sebaliknya, rakyat Palestina di Tepi Barat di bawah pendudukan Israel dan Otoritas Palestina di Ramallah terus ditolak hak-hak dasarnya. Lebih dari 1.000 tahanan politik, termasuk mahasiswa, dosen universitas dan profesional di segala bidang dikejar-kejar, ditahan dan disiksa, kadang-kadang sampai mati, oleh Amerika, Inggris dan Uni Eropa dan Otoritas Palestina.

Apakah Anda percaya adalah mungkin untuk menyatukan kembali rakyat Palestina? Jika demikian, bagaimana menurut Anda hal ini bisa dilakukan dan dalam skala waktu macam apa?

Sangat mungkin untuk menyatukan kembali Palestina. Agar ini terjadi, ada dua hal yang diperlukan. Pertama, intervensi dan tuntutan asing harus berhenti. Rakyat Palestina harus dibiarkan untuk menghadapi perbedaan-perbedaan mereka sendiri tanpa tekanan eksternal. Kedua, semua pihak Palestina harus menghormati aturan pilihan rakyat yang demokratis dan tunduk pada hasil.

Hamas menolak untuk mengakui Israel seperti sering dikutip dan itu dianggap sebagai rintangan yang dapat menghambat penyelesaian damai.

Hal ini hanya digunakan sebagai alasan. Israel tidak mengakui hak-hak rakyat Palestina, namun itu tidak pernah dianggap sebagai hambatan. Kenyataannya adalah bahwa Israellah satu-satunya yang menempati tanah dan memiliki kekuatan lebih banyak. Alih-alih bertanya kepada Palestina yang merupakan korban, adalah Israel yang penindas, yang harus diminta untuk mengakui hak bangsa Palestina.

Di masa lalu, Yasser Arafat mengakui Israel, tetapi gagal mencapai banyak hal. Hari ini, Mahmoud Abbas mengakui Israel, tapi kita belum melihat adanya perbedaan yang dijanjikan dari proses perdamaian.

Israel mengakui terus di bawah tekanan. Dalam kenyataaan, sama sekali tidak ada tekanan terhadap Israel oleh orang Arab atau oleh masyarakat internasional. Tidak adan ada penyelesaian yang berhasil.

Apakah Anda memiliki sebuah "peta jalan" dan langkah-langkah yang realistis dapat mengarah pada penyelesaian damai dan konflik? Apakah Anda berpikir orang-orang Yahudi, Muslim dan Kristen dapat hidup bersama dalam damai di Tanah Suci suatu hari kelak?

Kami, dengan Hamas, percaya bahwa yang realistis untuk penyelesaian damai konflik harus dimulai dengan perjanjian gencatan senjata antara kedua belah pihak berdasarkan penarikan penuh Israel dari semua wilayah yang diduduki pada tahun 1967. Kekerasaan pendirianIsrael pendirian kurangnya kemauan untuk bertindak dari masyarakat internasionallah yang menghalangi penyelesaian ini. Kami percaya bahwa konflik Palestina bisa selesai jika rakyat kami bebas dan kembali ke tanah kami.

Perlu ditegaskan kembali di sini bahwa kami tidak menolak Israel karena mereka orang Yahudi. Secara prinsip, kami tidak memiliki masalah dengan orang-orang Yahudi atau Kristen, tapi punya masalah dengan orang-orang yang menyerang kami dan menindas kami. Selama berabad-abad, Kristen, Yahudi dan Muslim hidup berdampingan secara damai di bagian dunia. Kolonialisme itu diberlakukan pada kawasan (Palestina) ini karena Eropa, dan Israel adalah hasil dari penindasan terhadap orang-orang Yahudi di Eropa dan bukan dari setiap masalah yang ada di tanah Islam.

Menurut Anda, apa peran negara-negara lain, khususnya AS, Uni Eropa dan Britania, yang saat ini sedang berada di tengah konflik Palestina-Israel dan perpecahan antara Palestina?

Peran yang dimainkan oleh semua pihak sejauh ini, negatif. Sikap terhadap kejahatan Israel terhadap rakyat kami dibiarkan saja atau telah terjadi kolusi. Kebijakan dan posisi yang diambil oleh pihak-pihak ini telah memberi kontribusi pada divisi di Palestina. Beberapa pihak internasional secara langsung terlibat dalam menekan karyat kami di Tepi Barat.

Kami merasa sangat prihatin terhadap laporan bahwa pemerintah Inggris, secara langsung maupun tidak langsung, dengan sarana keamanan dan pensiunan tentara, polisi dan petugas intelijen, sepenuhnya terlibat dalam program yang dipimpin oleh Jenderal Dayton terhadap Hamas di Tepi Barat.

Apa yang harus dilakukan negara-negara seperti Amerika Serikat dan Britania untuk membantu penyelesaian damai?

Mereka harus hanya menegakkan hukum internasional –pendudukan adalah ilegal, aneksasi Yerusalem Timur adalah ilegal, permukiman ilegal, dinding apartheid ilegal, dan pengepungan Gaza adalah ilegal. Namun tidak ada yang dilakukan (oleh mereka). Hamas membela untuk keadilan. Tujuan itu sebagai salah satu untuk membuka diri kepada dunia. HABIS (sa/iw)