Propaganda yang dilancarkan barat terhadap Republik Sudan, dilakukan untuk menimbulkan kegocangan dan ketidakstabilan di dalam negeri Sudan yang kondisinya mulai mengalami kemajuan dibidang ekonomi.
Karena itu, negara muslim di kawasan Afrika Tengah ini giat melakukan diplomasi keluar negeri untuk menghilangkan citra negatif bangsanya akibat propaganda barat yang tidak menyukai kemajuan dinegara tersebut. Salah satu upaya yang dilakukan mereka dengan menghadiri pertemuan pertemuan ulama dan cendikiawan muslim atau International Conference of Islamic Scholar (ICIS) III yang berlangsung selama tiga hari di Jakarta.
Berikut perbincangan Juru Bicara Hubungan Luar Negeri Kementerian Wakaf Sudan Syekh Faqih Mukhtar, dengan Eramuslim di sela-sela penyelenggaraan ICIS III.
Dari pertemuan ini, peran apa yang diharapkan bangsa Sudan dari Indonesia dan juga negara-negara Islam lain?
Tujuan Sudan datang ke sini untuk berbagi pengalaman Sudan dalam mengatasi konflik di dalam negerinya. Baik itu konflik di Darfur, Sudan juga pernah mengalami konflik di perbatasan Somalia, dan dikeluarkan kesepakatan damai pada tahun 2005. Sudan ingin berbagai dengan negara- negara lainnya, bagaimana akar konflik yang terjadi sesungguhnya terjadi di Sudan, dan bagaimana cara menyelesaikan konflik dengan baik, itu yang pertama. Yang kedua, lebih mengenalkan Sudan ke publik lain, terutama keadaan dalam negeri Sudan terlebih lagi konflik yang terjadi di dalam negeri, juga tentang kemajuan yang sudah dicapai Sudan.
Inikan pertemuan ulama dan cendikiawan muslim, apakah ada permintaan spesifik?
Adanya isu hangat akan ditangkapnya Presiden Sudan Umar Basyir, karena tuduhan melakukan pembantaian di Darfur itu. Di sini kami akan mengklarifikasi semua itu, yang diharapkan keputusan konferensi ini dapat membantu memuluskan keadaan dalam negeri Sudan.
Apa mungkin Uni Arfika sudah cukup menangani konflik Darfur?
Berhubungan pertanyaan ini, sebenarnya Uni Afrika bisa menanganinya, tetapi pemerintah Sudan mempunyai keinginan melakukan upaya-upaya diplomatik, dengan menghadiri forum-forum seperti ini. Dalam rangka memantapkan langkah pemerintahan Sudan, masalah pemerintahan Sudan sudah memperjuangkan masalah-masalah dalam negerinya di Uni Afrika, kemudian di Uni Arab, dan membawanya ke PBB. Mudah-mudahan dengan dibawa ke ICIS ini akan semakin lebih banyak membantu dalam memperbaiki keadaan dalam negeri Sudan. Karena ini bagian dari diplomasi luar negeri.
Apakah anda memandang ada sigma negatif dari pemberitaan terhadap kondisi Sudan?
Pers kalau dinegara lain menjadi kekuatan yang empat, tetapi kalau di Sudan pers menjadi kekuatan yang pertama. Karena pers mempengaruhi pandangan masyarakat di Sudan sendiri, terutama masyarakat luar negeri tentang imeje Sudan. Karena itu, kami akan menyampaikan apa ada keadaan dalam negeri Sudan, mungkin melalui VCD agar pers tahu bahwa Sudan tidak sejelek apa yang di beritakan.
Bagaimana tanggapan anda bahwa konflik Sudan itu akibat konflik Arab pendatang dengan Arab asli?
Pemberitaan tentang konflik Sudan karena perseteruan antara Arab pendatang dan yang asli, itu tidak benar, itu terlalu dibesar-besarkan oleh media barat. Karena media Arab dan media Afrika tidak memberitakan seperti itu. Karena didaerah Sudan yang lebih jauh dari Darfur, antara orang Arab dengan penduduk pribumi asli itu damai-damai saja.
Bagaimana pandangan anda tentang keberadaan milisi Jan Jaweed yang dalam dugaan masyarakat Internasional sebagai pengacau di Sudan?
Milisi Jan Jaweed itu adalah mitos yang dibuat-buat saja dan sama sekali tidak ada hubungannya dengan Presiden Umar Basyir. Sebab itu milisi Arab iuntuk di Darfur. Padahal di Darfur wilayah yang setarus persen umatnya muslim. Di sini ada kelompok yang dipersenjatai barat untuk mengacaukan keadaan dalam negeri Sudan. Di sini ada pemecahbelahan etnis. Dia merupakan kelompok yang menjaga perbatasan, dan memerangi pencuri.
Harapan Sudan terhadap Indonesia dalam proses penyelesaian konflik di Darfur?
Hubungan Diplomatik Sudan dengan Indonesia ini sangat baik, dan sangat erat bahkan sejak KTT Asia Afrika di Bandung tahun 1955. Presiden Sudan bersama Presiden Soekarno dan negara lainnya memprakarasai kemerdekaan negara dunia ketiga. Hubungan Diplomatis Sudan-Indonesia sudah berlangsung lama.
Bagaimana tanggapan Sudan atas rencana pengiriman pasukan perdamaian dari Indonesia?
Sudan menyambut baik kedatangan pasukan perdamaian Indonesia untuk menciptakan keamanan dan stabilitas negeri Sudan. Selain itu, kami berharap Indonesia juga bisa membantu perbaikan citra Sudan dimata dunia, karena Indonesia negara berpenduduk muslim terbesar dan suaranya lebih didengar. (novel)