Reese Erlich, penulis buku dan wartawan freelance yang selama hampir 20 tahun meliput di kawasan Timur Tengah mengungkapkan fakta penting mengenai peran AS untuk menumbangkan pemerintahan Negara Republik Islam Iran yang sedang berkuasa saat ini. Ia mengungkapkan bahwa AS memanfaatkan kelompok-kelompok perlawanan Kurdi di Irak dan Iran serta secara resmi mendanai kelompok-kelompok bersenjata itu untuk menggulingkan pemerintahan Islam di Teheran.
Erlich belum lama ini, memang baru menyelesaikan investigasinya selama tiga minggu terhadap kelompok-kelompok perlawanan Kurdi yang ada di Irak dan Iran. Hasil inevstigasi tersebut akan dituangkannya dalam sebuah buku berjudul The Iran Agenda: the Real Story of U. S. Policy and the Middle East Crisis, yang rencananya akan diterbitkan pada bulan September mendatang. Erlich juga pernah menulis buku berjudul Target Iraq pada tahun 2003.
Dalam wawancara dengan Omid Memarian-wartawan dan aktivis HAM asal Iran-yang dimuat di situs kantor berita Inter Press Service (IPS), edisi 16 Maret 2007, Erlich juga mengungkapkan strategi yang dilakukan AS untuk mencapai tujuannya itu. Antara lain dengan cara propaganda melalui media seperti situs internet, televisi satelit dan radio, juga dengan cara memberikan pelatihan militer secara sembunyi-sembunyi.
Apa yang diungkapkan Erlich bisa jadi benar, karena pemerintah Iran sendiri menuding kelompok-kelompok oposisi telah berupaya mengganggu stabilitas keamanan di perbatasan negara Iran. Belum lama ini, pemerintah Iran bahkan meminta para pejabat pemerintah Irak dari suku Kurdi untuk mengusir milisi-milisi Kurdi bersenjata dan kelompok-kelompok anti-Iran dari wilayahnya, atau Iran akan melakukan tindakan tegas.
Seperti diketahui, AS saat ini sedang geram dengan pemerintahan Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad yang bersikeras tidak mau menghentikan program nuklirnya. Tapi sejauh mana sebenarnya keterlibatan AS dalam memanfaatkan kelompok-kelompok Kurdi anti-Iran ini untuk menumbangkan pemerintahan yang sekarang sedang berkuasa di Iran? Berikut fakta-fakta yang diungkapkan Reese Erlich dalam wawancara dengan IPS;
Bisa dijelaskan seperti apa sebenarnya kehidupan kelompok oposisi Kurdi itu?
Mereka tinggal dalam satu kompleks seperti sebuah desa-desa kecil. Mereka punya barak-barak khusus untuk kaum laki-laki yang disebut Peshmurga. Para kader politik tinggal bersama keluarganya dalam rumah-rumah kecil, mirip dengan kehidupan suku Kurdi di Irak. Kelompok ini juga membangun aula pertemuan dan kantor-kantor. Kehidupan kelompok PJAK (Partiya Jiyana Azad a Kurdistanê [Partai Pembebasan Kurdistan]) mirip dengan kehidupan kelompok gerilya, tinggal di pondok-pondok kecil di pegunungan-pegunungan yang dingin.
Seorang pemimpin PJAK menurut pandangan saya adalah "seorang jenderal gerilyawan yang sangat modern." Dia punya handphone, akses internet dan teve satelit. Kelompok gerilyawan perempuan mengklaim mereka hanya nonton program-program berita. Tapi saya berhasil membuat mereka mengaku bahwa mereka juga nonton film-film yang dibintangi Brad Pitt dan Mel Gibson.
Apakah bantuan AS terbatas hanya bantuan media atau termasuk aktivitas-aktivitas lainnya, seperti operasi militer misalnya?
Secara rahasia, agen-agen intelejen AS juga mensponsori serangan-serangan bersenjata di wilayah Iran. Saya menemukan bahwa AS dan Israel memberi bantuan pada PJAK di Kurdistan. Bantuan juga diberikan oleh para mantan anggota dari kelompok yang disebut kelompok Mujahidin-e Khalq (MEK). AS menanyakan pada para mantan anggota MEK, apakah mereka sudah meninggalkan MEK dan apakah mereka mendukung demokrasi? Jika mereka menjawa "ya", mereka akan dilatih dan dipersenjatai untuk operasi-operasi klandestin di wilayah Iran.
Saya percaya orang-orang Kurdi dan kelompok minoritas lainnya di Iran mengalami kehidupan yang tidak nyaman. Mereka tidak diizinkan sekolah dengan menggunakan bahasa lokal mereka dan menghadapi berbagai bentuk diskriminasi. Tapi AS telah menemukan sejumlah ekstrimis dari kelompok-kelompok minoritas itu dan berhasil merayu mereka untuk melakukan kekerasan.
Kelompok PJAK berafiliasi dengan Partai Buruh Kurdistan (PKK) dan sudah menjadi kelompok nasionalis yang fanatik, dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran tokoh Abdullah Ocalan. MEK betul-betul pemuja Ocalan, organisasinya dijalankan oleh pemimpin-pemimpin yang otoriter dan keberadaannya sangat dirahasiakan. Kedua kelompok itu menyebut diri mereka sebagai kelompok sosial demokrat, tapi ironisnya, mereka menerima hampir sebagian besar bantuan dari kelompok sayap kiri ekstrim di AS.
Bagaimana mereka mendapatkan bantuan dari para simpatisan mereka di Iran, sementara pemerintahan Iran secara luas telah menghentikan operasi-operasi mereka di wilayah barat Iran?
Saya bertemu dengan tiga orang Kurdi Iran dari kelompok oposisi yang berbasis di utara Irak. Kurdistan Democratic Party of Iran (KDPI) dan Komala mengatakan, mereka merekrut anggota-anggota baru dari Iran dan keduanya memiliki memiliki milisi-milisi yang ditempatkan di peshmurga. Tapi kedua kelompok itu tidak terlibat dalam aktivitas bersenjata di wilayah Iran. Sulit untuk mengetahui dukungan macam apa yang mereka dapatkan dari wilayah Iran, tapi secara historis mereka memiliki pendukung di wilayah-wilayah Kurdi. PJAK lebih kecil dan lebih terisolasi, tapi mereka mendapat dukungan dari kalangan anak muda yang marah atas penindasan yang mereka alami di Iran.
Sumber-sumber saya dari kalangan Kurdi mengungkapkan, ketiga kelompok itu melakukan pertemuan-pertemuan rahasia dengan para pendukungnya di Iran. Ketika terjadi aksi unjuk rasa besar-besaran di Kurdistan tahun 2006, ketiga kelompok itu ikut berdemonstrasi. PJAK lebih militan, mereka menyerukan perlawanan bersenjata dengan mengajaka kalangan anak-anak muda.
Di Iran sendiri terjadi reformasi politik yang cukup dinamis, apakah mereka mendapatkan keuntungan dari situasi itu?
Tiga kelompok tersebut sepakat dalam tiga hal. Mereka mendukung revolusi di Iran dengan tujuan utamanya membangun demokratisasi lewat sistem negara federal. Mereka menginginkan pemerintah pusat merespon isu-isu penting seperti masalah luar negeri, militer dan ekonomi. Sementara pemerintah lokal mengurusi isu-isu lokal seperti pendidikan, kesehatan, kepolisian dan persoalan lokal lainnya. Mereka tidak menyerukan separatisme. Yang bahaya, tentu saja, jika Kurdistan Irak menjadi wilayah yang independen dan pemerintah Iran melanjutkan kebijakan yang dijalankannya saat ini. Hal ini bisa mengarah pada seruan gerakan separatisme.
Apakah kelompok-kelompok oposisi di Iran yang mendapat bantuan dana dari AS mendukung bentuk-bentuk serangan militer terhadap Iran?
KDPI dan kelompok-kelompok yang berseberangan dengan pemerintah, sangat menentang serangan militer AS dengan alasan tindakan itu hanya membuat rakyat Iran menderita. PJAK tidak keberatan dengan bentuk serangan dengan harapan bisa menumbangkan pemerintah Iran. Komala bersikap abstain, tidak menyatakan mendukung atau menentang serangan. Mereka hanya mengatakan, serangan AS ke Iran mungkin bisa menumbangkan pemerintah, tapi Komala tidak menyarankan itu.
Para pejabat AS yang saya tanyai, membantah bahwa AS memberi dukungan pada PJAK. Para pejabat itu mengatakan, posisi pemerintahan Bush adalah memberikan dukungan pada rakyat Iran untuk membangun pemerintahan baru, tapi secara resmi tidak menyerukan "perubahan rejim." Kenyataannya, AS melakukan apapun dengan kekuasaannya untuk menumbangkan pemerintah Iran yang ada sekarang dan ingin membangun pemerintahan baru di Iran yang lebih "bersahabat" dengan AS.
Apakah ada kontak langsung antara kelompok oposisi Kurdi dan pejabat pemerintah AS? Apakah ada pertemuan secara berkala?
Pada tahun 2006, para pemimpin puncak di Komala dan KDPI berkunjung ke AS dan bertemu dengan para pejabat tingkat menengah di departemen luar negeri dan lembaga intelejen AS. Pertemuan itu merupakan pertemuan resmi yang diliput wartawan. Mereka tidak mau menceritakan pada saya, apa hasil pertemuan itu dan hanya mengatakan bahwa pertemuan itu berlangsung dengan hangat.
Hejri berkunjung ke Washington pada tahun 2006 untuk bertemu dengan para pejabat departemen luar negeri dan pejabat pemerintah AS. Tapi Hejri dan pemimpin KDPI lainnya membantah telah menerima bantuan dana dari AS, meski mereka mengatakan bahwa KDPI akan menerima bantuan itu jika ditawarkan.
Morteza Esfandiari, perwakilan KDPI di AS pada saya mengatakan bahwa KDPI sudah mengajukan permohonan dana sebesar 85 juta dollar yang menurut mereka akan dialokasikan untuk mempercanggih stasiun teve satelit guna "mendorong demokratisasi" di Iran.
Meski demikian KDPI menentang rencana serangan AS atau Israel ke fasilitas nuklir Iran, karena dinilai akan kontra produktif.
Saya pikir, sulit bagi Iran untuk menghancurkan kelompok oposisi Kurdi. Orang-orang Kurdi adalah orang-orang yang sangat independen, tidak menyukai penindasan yang dilakukan pemerintahan pusat. Di samping itu, para gerilyawan Kurdi bisa mundur ke wilayah Irak dan suatu hari bisa kembali lagi. (ln/IPS)