Kontributor electronic intifadhah McIntyre Jody Muhammad berhasil mewawancarainya tentang hidup di bawah ancaman penangkapan dan penjajahan. Wawancara ini menjadi begitu istimewa karena tak semua orang bisa mewawancarai dan tak semua orang Palestina pula yang bisa diwawancarai. Berikut petikannya.
Berapa kali tentara Israel menggeledah rumah Anda?
Selama empat bulan ini, mereka telah ke rumah saya delapan kali. Pertama kali mereka datang pada 3 Juli; saya sedang tidak di rumah, jadi mereka mulai mencemari rumah kami dan menghancurkan perabotan. Ibu saya, 52 tahun, berada di rumah pada waktu itu, dan para tentara Israel itu mengatakan kepadanya untuk membawa anaknya ke penjara. Setiap kali mereka datang, mereka lebih dan lebih agresif terhadap ibu saya. Saat ini, dia tidak bisa tidur di malam hari.
Mereka juga pergi ke rumah kakak saya, Mazen, dan menyuruhnya untuk menyerahkan saya ke kompleks militer Ofer. Mereka tidak mengatakan mengapa mereka ingin menangkap saya.
Bagaimana hal ini memengaruhi kehidupan Anda?
Saya tidak dapat hidup normal. Saya tidak bisa tidur di rumah pada malam hari, karena saya takut bahwa tentara akan datang untuk menangkap saya, dan pada siang hari saya harus bekerja; ayah saya meninggal pada bulan Januari tahun ini, jadi saya harus mencari uang untuk keluarga. Kita tidak pernah berpikiri hidup mewah, tetapi kita hanya perlu menyediakan makanan di meja.
Keluarga saya sekarang takut untuk tidur di malam hari. Bukan hanya keluarga saya, tapi juga seluruh desa – tidak seorang pun dapat tidur di malam hari lagi.
Bagaimana dengan studi dan hubungan Anda dengan teman-teman?
Sulit untuk melanjutkan studi saya saat ini. Ditambah karena biaya kuliah yang semakin mahal. Penangkapan Israel telah merusak pendidikan saya. Beberapa teman saya takut bergaul dengan saya sekarang, karena mungkin mereka juga akan ditangkap. Saya tidak mengunjungi teman-teman, dan tidak pula tinggal di rumah lagi. Saya tidak ingin menyeret mereka ke dalam masalah.
Apakah ada orang lain dari keluarga Anda ditangkap di masa lalu?
Pada awal perlawanan tanpa kekerasan di Bil’in, menjelang awal tahun 2006, Israel menggunakan taktik serupa seperti sekrang: menyerbu desa di malam hari dan menangkap orang yang menentang mereka. Israel menangkap Bassem, kakak tertua saya, dan memenjarakannya selama empat bulan.
Mereka juga menangkap adik saya, Abdullah. Dia berusia14 tahun pada saat itu. Saya berusia 16, dan itu adalah pertama kalinya saya melihat tentara dalam jarak dekat
Mengapa Anda pikir tentara Israel yang ingin menangkap Anda?
Saya tidak tahu mengapa mereka membuat saya seolah-oalh penjahat besar… Saya harus bekerja sepanjang hari untuk memastikan keluarga saya mendapatkan roti, jadi saya bahkan tidak punya waktu untuk pergi demonstrasi—menentang mereka. Padahal, bagaimanapun, Israel adalah orang-orang yang mencuri tanah kami!
Israel selalu berpikir dapat menghentikan demonstrasi di Bi’lin, tetapi mereka tidak akan bisa, sehingga mereka menghukum kita.
Apa pesan Anda kepada pemerintah Israel yang ingin menempatkan Anda di penjara?
Lepaskan saudara saya, Abdullah, sehingga kami bisa melihatnya lagi. Biarkan saya kembali ke studi saya, bermain bola dengan teman-teman, dan melanjutkan kehidupan normal saya.
Jika Israel ingin bertemu dengan saya maka kita bisa pergi ke taman bermain dan memiliki permainan sepak bola, bukan dalam penjara militer!
Apakah Anda berpikir bahwa akan pernah menjadi solusi damai terhadap konflik Israel-Palestina?
Saya hanya ingin melihat damai di rumah dan di desa saya. Untuk saat ini, sulit bagi saya untuk berpikir tentang gambaran yang lebih besar. (sa/ie)