Menteri Pemberdayaan Perempuan Palesina, Dr Mariam Soleh menyatakan, baik Hamas maupun Fatah sebenarnya sama-sama berjuang untuk melawan penjajahan di Palestina. Tapi di sana ada kelompok kecil yang berusaha menyebarkan fitnah terhadap perjuangan bangsa Palestina.
Apa sebenarnya yang terjadi di balik pertikaian Hamas-Fatah dan bagaimana tanggapan mereka soal tawaran Indonesia untuk membantu menyelesaikan konflik tersebut? Berikut bincang-bincang eramuslim dengan Menteri Pemberdayaan Perempuan Palestina Dr. Mariam Soleh disela-sela acara pertemuan pertama Forum Anggota Parlemen Muslim Internasional (The International Forum for Islamist Parliamentarian/ IFIP) di Jakarta.
Menteri Luar Negeri Indonesia berencana untuk mengundang Hamas dan Fatah untuk membantu penyelesaian konflik internal antara keduanya, apakah pemerintah Palestina sudah dikontak untuk tawaran ini?
Kita menyambut baik semua undangan yang datang dari dunia internasional, untuk membicarakan bagaimana permasalahan tentang Palestina. Tetapi mengenai surat resmi yang diberikan oleh Menteri Luar Negeri Indonesia kepada Menteri Luar Negeri Palestina Mahmud Zahar saya tidak mengetahuinya.
Apa yang diharapkan oleh Palestina terhadap keterlibatan Indonesia dalam menyelesaikan ketegangan di sana?
Saya berharap Indonesia sebagai negara Islam terbesar bisa memberikan dukungan kepada Palestina, sehingga Palestina dapat menyelesaikan konflik yang terjadi. Selain itu juga seruan-seruan dari Indonesia ini sangat didengar oleh bangsa Barat dan seluruh dunia.
Menurut anda, apa yang sebenarnya terjadi antara Fatah dan Hamas, keduanya sampai sekarang masih bertikai?
Sebetulnya kami sama-sama satu perjuangan, baik Hamas maupun Fatah, untuk mengatasi penjajahan di Palestina. Tapi di sana ada kelompok kecil yang berusaha menyebarkan fitnah terhadap perjuangan bangsa Palestina. Kelompok tersebut tidak memberikan pembelaan terhadap Palestina, namun justru memberikan dukungan terhadap musuh-musuh dari Palestina.
Kami berusaha meminimalisir fitnah-fitnah ini sehingga tidak terjadi masalah yang besar di tengah bangsa Palestina. Karena pada dasarnya musuh-musuh Palestina ini berusaha untuk memecah belah perjuangan di tengah bangsa kami. Kita mengetahui Palestina ini menjadi negara yang terjajah, Palestina perlu bantuan dari berbagai negara khususnya negara yang terdekat.
Ada sekitar lima juta warga Palestina yang tinggal di luar negeri, mereka ingin kembali ke Palestina. Selain itu kami juga mempunyai sepuluh ribu anak bangsa yang terpenjara di Palestina. Kita berharap bahwa mereka bisa dikeluarkan dari penjara Israel. Karena Israel telah membuat tembok-tembok besar yang mengelilingi atau mempersempit bangsa Palestina.
Kita sama-sama mengetahui Masjidil Aqsha yang suci, ternyata bangsa Palestina tidak bisa melakukan sholat didalamnya, dan kami berharap mereka mengembalikan Masjid ini untuk bangsa Palestina, sehingga kami bisa melakukan sholat di sana.
Bangsa Yahudi telah mengusir bangsa Palestina yang berada di sekitar Masjid Al-Aqsha, untuk keluar dari sana, dan tempat itu diambil alih Israel untuk tempat tinggal mereka. Untuk itu kami harus berbuat banyak tidak boleh berhenti melakukan perjuangan untuk mengambil kembali Al-Quds.
Mengenai pertikaian Hamas dan Fatah, seberapa besar bantuan luar negeri yang diharapkan Hamas untuk mendamaikan kedua faksi itu?
Kami mendukung sekali bantuan ini, kami berharap akan ada, sehingga terjadi ishlah antara Fatah dan Hamas. Seperti juga pertikaian yang dalam keluarga antara suami isteri atau anak dengan orang tua. Ada sekelompok yang justru menginginkan pertikaian sesama bangsa Palestina, dengan merampas kekayaan kami, dan kita juga sudah mengetahui hal itu terjadi bukan saja di Palestina, bahkan antar negara Timur Tengah yang lain.
Di dalam faksi Fatah sendiri tidak semuanya buruk. Mereka sebetulnya sebuah pergerakan sama seperti kami (Hamas), sebuah pergerakan perjuangan tapi ada sekelompok kecil orang yang mengambil kesempatan bantuan dana dari AS, yang dimanfaakan untuk membunuh bangsa Palestina.
Artinya perpecahan di Palestina bukan hanya karena Fatah dan Hamas tapi karena ada kelompok lain?
Kita tahu ada pergerakan kelompok besar yakni Hamas dan Fatah, tapi setelah ada pemilu yang berkuasa Hamas, dan di tengah-tengah kelompok Fatah itu ada kelompok yang tidak puas dengan hasil pemilu yang dikuasai Hamas, sehingga melakukan aksi protes yang menyebabkan terjadinya perang di Palestina.
Ternyata peperangan di dalam ini sengaja ada yang mendanai dari pihak luar, untuk apa? Dalam rangka membuat mereka sibuk dengan peperangan ini, dan tidak bisa menyelesaikan persoalan bangsa sendiri.
Apakah kelompok kecil itu berasal dari Fatah, dan dana yang mengalir itu dari negara mana saja?
Saya tidak tahu dari mana bantuan ini, kalau anda ingin tahu tanyakan saja pada mereka. Pada dasarnya bantuan yang datang itu dari Amerika Serikat yang ingin menghabisi perjuangan bangsa Palestina, sehingga mereka disibukkan dengan bagaimana menyelesaikan peperangan dalam negeri, dan bangsa Palestina juga langsung dihadapkan musuh yang asli yaitu Israel.
Selaku pemerintah yang berkuasa apa yang sudah dilakukan oleh Hamas untuk menghentikan konflik internal yang terjadi?
Tentu kami berusaha memberikan pengertian kepada mereka, bahwa kami adalah bangsa yang sama, mempunyai persolan yang sama, harus bersatu, bahkan di antara Fatah sendiri ada yang menjabat di pemerintahan bersama-sama Hamas. Kami sendiri bangsa Palestina adalah bangsa yang intelek, sehingga fitnah-fitnah yang ada jangan terlalu diperbesar, kami sendiri Insya Allah akan bisa menghadapinya.
Apakah dalam hal ini anda melihat pertikaian antara Fatah dan Hamas ini murni berasal dari mereka sendiri atau memang ada yang mengadu domba mencoba untuk mendiskreditkan pemerintahan Hamas sehingga dianggap gagal?
Tentu saja Eropa maupun Amerika Serikat tidak menginginkan ada negara-negara Islam yang bisa sukses dan berhasil menjalankan tugasnya dalam membentuk pemerintahannya. Itulah sebabnya mengapa terjadi embargo untuk mematahkan kemampuan Hamas sehingga ingin membuktikan kepada dunia lain bahwa mereka tidak mampu memimpin pemerintahan. Dengan begini terlihat bahwa konflik antara dua faksi besar itu tidak murni dari dalam mereka sendiri, hal ini terjadi karena ada yang menginginkannya.
Apakah Hamas bersedia jika diminta berdialog dengan Israel?
Kita tahu Israel menyerahkan kepemimpinan kepada Fatah selama 15 tahun, ternyata tidak sukses juga. Israel sendiri tidak mengakui pemerintahan kami, bahkan memerangi kami. Lalu buat apa kami mau berdamai dengan orang yang tidak mengakui hak-hak kami dan bisa mendukung apa yang menjadi perjuangan kami.
Selaku Menteri Pemberdayaan Perempuan apa yang anda lakukan untuk perjuangan Palestina?
Kami di pemerintahan maupun di Parlemen berusaha untuk mengangkat harkat wanita sehingga dapat memberikan kontribusinya yang besar dibidang politik dan sosial. Kami juga bekerja sama dengan Menteri Sosial, bahkan kami membuat lembaga dan gedung khusus untuk pelatihan bagi wanita, sehingga mereka mempunyai keterampilan yang memadai untuk pemberdayaan dirinya. Seperti diketahui ada sepuluh ribu warga Palestina yang dipenjara, sehingga kaum perempuan yang menangani kebutuhan keluarga yang dipenjara.
Untuk kaum perempuan Palestina sendiri, berapa jumlahnya yang dipenjara oleh Israel?
Ada 120 orang perempuan yang dipenjara, itulah kenapa kami punya tanggung jawab memberikan pelatihan-pelatihan yang bisa memberdayakan kehidupan mereka. Bahkan kami punya janda syuhada yang menjadi tangung jawab kami.Para wanita ini membutuhkan keterampilan, pemahaman dan juga peraturan perundang-undangan sehingga mereka dapat melakukan pemberdayaan diri secara optimal. Dan kami tahu wanita tidak harus berpolitik, karena untuk meningkatkan kemampuannya mereka harus mempunyai keterampilan. (novel)