Pembaca Eramuslim, pada lanjutan wawancara kedua ini, banyak diceritakan pengalaman Adam Amrullah saat keluar dari LDII. Adam mengaku mendapat banyak sekali cobaan, teror, dan ujian yang mengalir deras. Dari mulai ancaman verbal sampai ancaman penghilangan nyawa.
“Setiap orang yang keluar dari jamaah LDII itu halal dibunuh. Bahkan dengan sesama pendekar Silat di LDII, saya mau dihabisi. Padahal itu teman saya sendiri, karena saya juga pelatih silat di Islam Jama’ah.” Ujarnya tersenyum lagi heran.
Tidak hanya itu, keputusan para jama’ah yang keluar LDII sering kali direspon dengan ejekan. “Kamu gak usah shalat lagi, kamu kan sudah kafir.” Kata Adam menirukan gaya para Imam di LDII.
Bagaimanakah kelanjutan dari wawancara wartawan Eramuslim.com, Muhammad Pizaro, dengan Adam Amrullah? Berikut petikannya. Selamat Membaca.
Apa Yang Anda Terima Ketika Keluar dari LDII?
Saya disuruh cerai sama mertua saya. Disitu saya sangat kaget, wah memang jamaah ini sesat. Dulu sebelum cerai, saya bersama istri bisa pelukan sepuluh kali sehari. Saya sangat sayang sama istri saya, saat istri saya sakit TBC selama setahun, dan sempat tidak bisa jalan karena sakit saraf di pinggangnyasaya yang merawatnya. Bahkan saya mencebokinya saat sakit. Sebelum saya tunjukan akidah Islam saya hubungan kami baik semua. Tapi setelah keluar semuanya berubah.
Bahkan istilah yang dipakai untuk mencap orang yang keluar dari LDII disebut anjing neraka. Jadi saya dicap jelek, dicap mau menghancurkan jama’ah LDII. Padahal saya mengajak orang untuk tidak menganggap jama’ah di luar LDII itu kafir. Apalagi sekarang diwawancara (dan mulai berbicara) di media.
Terus dilihat seakan-akan saya adalah orang hina, sepertinya saya ini penjahat. Sorot muka mereka tidak senyum.
Memang Anda Masih Berinteraksi Dengan Para Kader LDII?
Saudara saya kan disana semua, termasuk tetangga. Akhirnya saya mulai ditelepon dan dikirimi email, saya dibilang kalau saya sudah murtad. Akhirnya saat itu saya merasa down dan strees. Dicap murtad itu tidak enak. Saya juga diancam. Mereka bilang, “kamu akan dihancurkan Allah dan masuk neraka.”
Kami Dengar Termasuk Ancaman Pembunuhan?
Oh.. itu merata. Artinya setiap orang yang keluar dari jama’ah LDII itu halal dibunuh. Bahkan dengan sesama pendekar silat di LDII, saya mau dihabisi. Padahal itu teman saya sendiri, karena saya juga pelatih silat di Islam Jama’ah. (Tertawa) Emangnya Saya makanan mau dihabisi.
Ada yang Bilang LDII itu Sudah Memiliki Paradigma Baru. Bahkan itu Di situs LDII dikatakan bahwa Mereka Berbeda Dengan Islam Jama’ah. Tanggapan Anda?
Sebenarnya dari tahun 70-an juga banyak yang keluar, tapi tidak terekam. Jadi dari dulu sudah banyak yang keluar, Cuma beritanya dipendam. Nah baru di tahun 2004 mulai banyak kasus keluarnya beberapa orang dari Islam Jama’ah yang berani muncul. Sabar dengan berbagai penganiayaan.
Mengenai paradigma baru, sampai kemarin saja masih ada yang keluar dari LDII. Bisa ditanya (kepada mereka) apakah LDII sudah memiliki paradigma baru? Menurut saya, ini topeng baru. Mengakunya punya paradigm baru, aselinya bohong. Bisa ditanya kepada seluruh jama’ah yang keluar. Kalau LDII mengaku punya paradigma baru. Kita juga bisa lihat dari kenyataan, yang keluar-keluar ini bisa memberi testimoni.
Kedua, pernahkah anda melihat orang-orang LDII yang tinggal di sekitar mesjid umum? Mereka shalat dimana? Katanya sudah paradigma baru, kok tidak kelihatan shalat di Mesjid? Lha katanya sudah tidak mengkafir-kafirkan? Itu kan perlu bukti. Kalau cuma ngomong doang sih bisa. Buktinya apa? Kalau Shalat Jum’at mereka masih shalat di mesjidnya sendiri. Waktu idul adha dan idul fitri begitu juga. Artinya apa? Artinya ini kan mereka masih memisahkan diri dari jama’atul muslimin yang lain. Apakah ini paradigma baru? Kalau menurut saya tidak.
Lantas Apa Beda Islam Jama’ah dengan LDII?
Islam Jama’ah itu intinya, ruhnya dan batinnya, sedangkan LDII itu bajunya.
Bisa Anda Jelaskan Lebih Detail?
Oke, Islam Jama’ah adalah sebuah sekte, sebuah sempalan Islam, dengan tata cara ibadah dan keyakinan sendiri, yang untuk memperlancar eksistensinya, memperlancar dakwahnya, mereka tidak mau dianggap organisasi yang ilegal akhirnya mereka membuat organisasi. Cuma organisasinya pun banyak, kadang-kadang mereka memakai nama LDII, kadang-kadang mereka memakai nama Pecinta Alam Indonesia, ada juga yang pakai baju Pramuka. Isinya sama, orang-orang Islam Jama’ah juga.
Islam Jama’ah ini Sekte Internasional atau Hanya Cakupan Lokal Indonesia Saja?
Asal muasalnya dari Kediri. Nurhasan Al Ubaidah Lubis yang mendirikan. Yang membuat thoriqoh ya itu dia, termasuk mewajibkan persenan dan baiat.
Jadi Hampir Sama dengan NII?
Saya kalau melihat NII seperti melihat LDII Sendiri. Mirip sekali dengan NII. Memang berbeda dalam beberapa hal, tapi intinya tetap sama, duit, metodenya rahasia, dan kalau keluar dianggap halal dibunuh. Cuma LDII lebih lihai mendekati penguasa, tokoh masyarakat, dan orang-orang penting.
Apa Bisa Dikatakan Mereka Tidak Konsisten, Bukankah Orang Diluar Kelompok Disebut Kafir?
Tidak ada konsistensi dalam diri mereka. Istilahnya begini, dalam perkara yang menimpa mereka, mereka akan menghalalkan berbagai cara. Contohnya, ketika ada kasus triliunan rupiah, mereka menasehati para jama’ah apa? Supaya sabar dan tidak usah memproses ke pengadilan, karena Undang-undang Indonesia adalah hukum thoghut.
Tetapi ketika ada kasus Pak Bambang Irawan (Digugat LDII ke Pengadilan karena kasus pencemaran nama baik tahun 2006, red.), mereka pinjam hukum thaghut, mereka sewa pengacara-pengacara mahal untuk memenjarakan Bambang Irawan. Jadi mereka benar-benar licik sekali. Kapan dia mau pakai, dia pakai. Padahal itu katanya hukum thoghut.
Anda Tidak Membuat Forum Untuk Para Mantan LDII?
Alhamdulillah satu per satu kenalan demi kenalan mulai menyimpan nomor telepon. Jadi mulai tahun 2009, kami mulai koordinasi. Akhirnya kita bikin silaturahim dan bikin link. Ada yang dari Sumatera dan Sulawesi. Yang belum dari Kalimantan, saya dapat laporan katanya disana sangat ekstrem. Kalau tahu bahwa mereka keluar dari LDII, mereka bisa mati. Akhirnya, beberapa dari mereka lari ke Jawa.
Dan akhirnya saya bikin forum atas saran tokoh-tokoh agama, namanya Forum Ruju’ Ilal Haq, forum orang-orang yang taubat kembali menuju al haq. Ini forum mantan LDII.
Ini pun belum banyak dari mereka yang berani muncul. Karena mental mereka selama ini sudah biasa dicuci otaknya, jadi mudah takut dan minder. Bahkan ada yang lucu, ketika ada jama’ah yang keluar, imam-imamnya di LDII itu bilang kepada mereka, “Sudah ngapain kamu shalat, kamu kan sudah kafir.”
Jadi beberapa yang keluar itu merasa down. Kecuali mereka yang diberi kekuatan oleh Allah. Dan saya sendiri bisa seperti ini setelah melalui proses panjang, ikut kajian tauhid, sampai mentalnya bisa seperti sekarang. Alhamdulillah ini rahmat dari Allah.
Lalu Apa Rencana Anda Ke Depan Untuk Membuka Mata Umat Mengenai Permasalahan LDII?
Misi pertama kita adalah misi perlindungan, karena kami sangat kecil dan yang dipites itu gampang. Akhirnya kami merapat ke Forum Umat Islam (FUI). Alhamdulillah dengan izin Allah, kami diterima. FUI menganggap kami adalah bagian dari FUI yang terdiri dari 43 Ormas, yang Sekjennya Ustadz Muhammad Al Khathathth dan Ustadz Munarman. Jadi, kalau ada apa-apa kami disuruh memberi laporan dan koordinasi.
Selain misi perlindungan, karena banyaknya penganiayaan, misi kami selanjutnya adalah memberikan informasi seluas-luasnya ke kaum muslimin tentang kesesatan LDII. Akhirnya kami presentasi ke Departemen Agama, MUI, dan FUI. Tapi dari ketiga lembaga ini, yang paling memberi perhatian FUI saja, sepertinya yang lain adem-adem saja.
Ketiga, misi kami mengajak orang-orang yang di Islam Jama’ah untuk ruju’ ilal haq. kembali ke jalan Islam yang benar.
MUI Bagaimana?
Kami sudah presentasi, tapi kami malah dibilang memberi berita palsu, (oleh oknum MUI, red.). Akhirnya kami kasih bukti. Mereka bilang ini butuh dicek. Saya tantang balik, ya sudah silahkan saja dicek. Dalam hati saya, kami kok keluar dari aliran sesat malah tidak dianggap gembira. Dia bilang kita perlu meng-cross-check lebih jauh lagi.
Beda dengan FUI, mereka gembira menerima kita. Ahlan wa sahlan istilahnya. Rata-rata mereka senang. Saat saya mengaku bahwa saya adalah mantan Islam Jama’ah, ada yang diantara kita dipeluk, kita didoakan sampai nangis-nangis, dan kami sangat disayang.
Kalau Departemen Agama berada dalam pertengahan, ada yang mendukung, ada yang biasa-biasa saja, tapi ya dingin-dingin saja begitu. Saya tidak mengerti masalahnya dimana. Selain itu, yang menerima kami juga ada dari Forum Ulama Umat Indonesia (FUUI) Bandung yakni Ustadz Athian Ali dan Ustadz Hedy.
Pesan Anda Kepada Orang-orang yang Masih di LDII?
Pesan saya banyak-banyak istighfar. Karena jujur di hati kita kesombongannya luar biasa besar. Contoh ada orang shalat, tapi hati kita bilang percuma saja shalat tapi kafir. Itu adalah kesombongan yang luar biasa dalam diri kita. Jadi saya hanya bisa bilang kita istighfar dan mohon ampun kepada Allah. Semoga dengan taubatnya kita, Allah memberikan hidayah. Karena dalam pandangan saya, rata-rata orang-orang Islam Jama’ah adalah orang-orang yang semangat mencari ilmu.
Yang kedua, bertanyalah ke Ulama yang bukan Islam Jama’ah. Dan ketahuilah tidak ada satupun Ulama di dunia ini apalagi di sampai akhirat nanti, yang menyatakan Ulama Islam Jama’ah itu yang paling pinter dan yang paling mengerti Qur’an dan hadis. Ternyata setelah saya selidiki yang paling terbelakang adalah ilmunya itu (pemahamannya Islam Jama’ah, red.).
Mereka kan mengakunya membaca kutubus sittah (Shahih Al Bukhari, Shahih Muslim, Sunan An Nasa`i, Sunan Abi Dawud, Sunan At Tirmidzi, dan Sunan Ibnu Majah, red.) tapi pemahaman siapa? Ternyata pemahamannya Nurhasan, bukan pemahamannya para Ulama.
Contoh dalil wa mimma rozaqnahum yunfiqun, ada gak ulama di dunia ini yang dari zaman Rasulullah sampai akhir zaman yang menyatakan ayat itu terjemahannya supaya menyetor 10 persen uangnya ke imamnya? Tidak ada kan? Kalau tidak bayar dihitung hutang? Berlipat kalau bulan depan tidak bayar? Artinya apa? Saya melihat pemahaman orang-orang Islam Jama’ah itu ngaco.
Apalagi yang lebih parah ushuluddin itu mereka anggap kalau tidak baiat hidupnya haram, makannya haram, nikahnya haram, tidurnya pun haram. Padahal Ushuluddin itu tauhid. Man qola La ilaha Illallah dakholal jannah’. Tapi kalau di Islam Jama’ah, kalau tidak baiat kafir, pas ditanya apa dalilnya, malah bengong.
Memang ada baiat yang syar’i, tapi ketahuilah baiat yang (syar’i) diberikan kepada penguasa muslim yang mengatur maslahat orang Islam, yang jelas eksistensinya, dan diketahui kekuasaannya, bukan baiat sempalan. Tapi kalau baiat diberikan kepada orang yang ilmunya tidak jelas, akhirnya seperti Islam Jama’ah. (pz/habis)