Wakil Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) yang juga Anggota Komisi XI DPR FPKS Luthfi Hasan Ishaq menegaskan, pemboikotan terhadap produk AS dan Israel harus dapat dilakukan secara menyeluruh sehingga hasilnya juga efektif. Dan untuk mencegah akibat aksi pemboikotan terhadap produk AS yang selama ini menjadi gaya hidup sebagian besar masyarakat, perlu dihadirkan sebuah produk alternatif sehingga kampanye ini tidak mematikan usaha dalam negeri. Tetapi yang paling terpenting adalah menumbuhkan kesadaran yang tinggi dari masyarakat untuk menggunakan produksi dalam negeri.
Pemboikotan Produk AS dan Israel seberapa efektif sebagai salah satu tekanan terhadap AS agar tidak meneruskan dukungannya dalam membantu agresi Israel?
Dalam rangka membangun solidaritas perlu satu action plan dalam setiap segmen masyarakat, pemboikotan itu termasuk segmen masyarakat (publik), tidak efektif untuk legislatif dan eksekutif, tetapi bagi masyarakat itu sangat efektif.
Di legislatif kita menggalang Kaukus Palestina, di kalangan pemerintahan kita mem-pressure melalui DPR. Jadi setiap segmen ada action plan-nya supaya semuanya memperhatikan perilaku AS yang sudah tidak lagi menggunakan norma dan nilai universal yang seharusnya dipegang bahkan ia menjilat ludahnya sendiri dengan sikap dan perilakunya yang membabi buta mendukung Israel.
Apakah bagi Masyarakat Indonesia langkah seperti ini cukup efektif untuk memberikan dukungan terhadap Palestina dan Libanon?
Di negara-negara lain langkah ini cukup efektif, namun untuk di Indonesia belum optimal tetapi akan kita coba untuk mengoptimalkan ini. Cara yang akan dilakukan untuk mengoptimalisasikan langkah pemboikotan ini dengan mengumumkan jenis-jenis produknya, serta menghimbau secara rutin. Mungkin kita akan membentuk tim khusus untuk melakukan pemboikotan produk AS, Israel, dan sekutu-sekutunya.
Saat ini yang terpenting masyarakat memboikot satu atau dua produk Amerika saja, atau kampanye pemboikotan ini harus menyeluruh?
Jadi kita menginginkan kampanye ini menyeluruh, walaupun berawal dari icon-icon mereka, contoh efektifnya seperti KFC dan Mc Donald di negara-negara Arab khususnya di Bahrain dan Uni Emirat sudah muncul alternatifnya, selain itu di Libanon, Suriah dan Yordan sudah muncul Coca-Cola baru, yang bukan produk AS.
Kalkulasi kerugian yang diderita akibat dari kemunculan produk alternatif itu sangat signifikan dan ini menumbuhkan ekonomi masyarakat yang menjadi tekanan terhadap trademark mereka. Pemboikotan ini sangat terbukti efektif, seperti yang pernah dilakukan terhadap produk Denmark belum lama ini. Pemboikotan secara ekonomi ini selain untuk menggalang opini publik supaya mereka peduli dan konsen terhadap masalah-masalah internasional, juga berguna untuk menghentikan dominasi AS yang double standard, arogan serta tidak menggunakan norma-norma universal, yang dipahami oleh masyarakat murni hanya untuk arogansi AS, dan yang bisa melawannya adalah kita semua.
Dengan adanya produk alternatif itu juga bisa mengggairahkan pertumbuhan ekonomi domestik, ini tinggal bagaimana sektor perbankan memfasilitasi itu.
Sebenarnya seberapa besar sumbangan yang dihasilkan dari produksi AS dan sekutunya untuk membantu Israel melancarkan serangannya terhadap Palestina dan Libanon?
Saya kira begini, kita harus dapat memahami model negeri Israel. Israel adalah sebuah negara yang dipaksakan untuk eksis, sementara warga Yahudi itu menyebar di berbagai negara. Untuk melihat indikator keberhasilan pemerintahan Israel, jika yang berdomisili di wilayah Israel, mereka jumlahnya bertambah terus, karena pada umumnya penduduk di sana multi paspor warga negara ganda.
Untuk mendorong penduduk agar mau tinggal dan berdomisili di Israel maka sangat diperlukan fasilitas yang memadai, sehingga pemerintahan di sana sangat memanjakan rakyatnya. Cara yang dilakukan untuk itu semua diperoleh, dengan membuka jaringan bisnis yang sangat luas, termasuk dengan AS yang memberikan anggaran rutin kepada Israel agar negara ini tetap ada, Inggris juga membayar untuk itu selain membuka bisnis.
Apabila sumber-sumber dana itu tereliminir (berkurang), otomatis warga Israel tidak akan betah tinggal di negara itu. Kalau warga negaranya hengkang semua maka negara itu akan bubar, kalau sudah bubar maka itu untuk kepentingan Islam dan Umat Islam sebab Masjidil Aqsha yang dikalim sebagi milik Israel bisa kembali ketangan Umat Islam. Jadi menurut saya membubarkan negeri Israel cukup dengan memboikot semua produk yang mempunyai akses ke sana, sehingga mesin uang Israel dapat berhenti.
Bagaimana untuk menumbuhkan kesadaran yang tinggi dari masyarakat bahwa pemboikotan produk ini perlu dilakukan?
Saya rasa yang pertama adalah peran media, karena media sangat produktif untuk ikut terlibat dengan cara mensosialisasikan, setiap kita membeli produk itu berapa persen yang untuk membangun negara Israel dan membantai umat Islam, itu semua harus diketahui oleh masyarakat.
Yang kedua kita harus mendorong masyarakat pengusaha kita, untuk menampilkan produk alternatif, katakanlah memang sekarang umumnya masyarakat sudah kecanduan dengan gaya western seperti makan Kentucky Fried Chiken, MC Donald dan lain-lain, nah kita dorong supaya mereka membuat produk alternatif dan lebih berani, seperti yang terjadi di Arab Saudi, Al-Baik yang merupakan representasi fried chiken versi Islam itu tidak kalah enaknya dengan yang dibuat oleh negara barat.
Jadi bukan perubahan gaya hidup saja yang diperlukan, kita bisa juga menjaga lifestyle-nya tapi dengan menu yang berbeda. Ini harus bisa dimunculkan oleh pengusaha-pengusaha muslim di Indonesia. Kita sebenarnya bisa mengembangkan itu, kenapa harus mengambil label dari bangsa AS.
Untuk memboikot produk AS ini berarti Kita juga harus mengajak pengusaha muslim yang memakai lisensi asing untuk mengalihkan usahanya?
Ya kita harus mendorong yang menjadi repersentatif MC-D dan KFC untuk membuat bisnis altenatif. Selain itu juga harus mampu membuat alternatif, diversifikasi dalam pembuatan trademark itu hal yang biasa, kenapa harus terpengaruh dengan produk AS, sehingga kalau kita memobilisasi massa untuk memboikot produk AS, perwakilan di Indonesia tidak perlu mem-PHK karyawannya, tetapi sudah ada bisnis alternatif dan tidak mematikan usaha. Dengan begitu kita berarti kembali menghidupkan gerakan cinta produk Indonesia.
Apakah diperlukan bantuan fatwa-fatwa dari MUI untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk melakukan pemboikotan produk itu?
Saya rasa kalau sudah masuk Bab Fatwa kasihan MUI-nya, sehingga tidak perlu ulama mengeluarkan fatwanya, sebab inikan kesadaran politis, MC-D dan KFC tetap halal, cuma secara politis kita harus memperlihatkan keberpihakan dalam konflik di Timur Tengah. Di Amerika Serikat sendiri saja, hampir semua diplomatnya menggunakan mobil buatan AS, karena mereka bangga dalam negerinya. Itu hal yang biasa, kenapa kita tidak menggunakan produk dalam negeri, sehingga devisa Indonesia tidak keluar dengan membesarkan produk lokal dan mengurangi pengiriman uang keluar negeri.
Upaya pemboikotan ini menjadi salah satu bagian dari jihad untuk membantu perjuangan rakyat Palestina dan Libanon, apa perlu diringi dengan pengiriman misi kemanusiaan atau pasukan?
Saya kira untuk ini ada dua hal, pertama misi kemanusiaan untuk membangun solidaritas yang sifatnya universal menyentuh semua orang, sedangkan untuk pengiriman pasukan saya rasa itu bagus-bagus saja, sebagai ekspresi kemarahan kita terhadap Yahudi dan AS. Tetapi semua itu harus proporsional bahwa peperangan di sana buka perang gerilya ataupun face to face, semuanya menggunakan peralatan canggih jarak jauh.
Saya sanggat menghargai keinginan itu tetapi mungkin waktunya tidak tepat. Namun kalau niatnya kesana sebagai relawan untuk membantu para korban, saya sangat mendukung. Peperangan di sana harus dihentikan, kita ingin Israel berhenti tanpa syarat.
Dan rencananya tanggal 12 Agustus mendatang akan diberangkatkan sepuluh orang di bawah koordinasi Komite Nasional untuk Rakyat Palestina yang merupakan gabungan dari lima organisasi yakni BSMI, PKPU, Rumah Zakat, KISPA, dan P2B untuk menyalurkan hasil penggalangan dana untuk sampaikan ke Libanon dan Palestina. Mereka yang akan menjalankan misi kemanusiaan di antaranya adalah beberapa orang dokter dan relawan.
Untuk Kondisi saat ini perlu tidak Pemerintah Indonesia melalui kedutaan besar RI di AS membekukan hubungan diplomatiknya?
Kalau sampai pada tingkat membekukkan hubungan diplomatik, mungkin hampir semua negara tidak mempunyai keberanian untuk itu, karena AS cukup dikdaya mengkooptasi negara-negara ketiga seperti Indonesia, namun diam saja itu juga tidak etis menurut norma-norma yang ada, jadi harus ada perhitungan-perhitungan dengan berbagai cara untuk menekan tindakan Israel dan AS yang selalu mendukung serangan Israel.
Sebagai sebuah menuver politik pembekuan hubungan dengan AS sangat bagus untuk dilontarkan, tetapi berpulang pada keberanian masing-masing negara. Negara ketiga seperti Indonesia harus dapat mencontoh negara Amerika Latin yang lantang memprotes AS.(novel)