Blokade Israel di Gaza yang sudah berlangsung selama empat tahun, menginspirasi aktivis kemanusiaan dari seluruh dunia untuk mengakhiri blokade yang tak berperikemanusiaan itu. Mereka menggagas misi pelayaran untuk menembus blokade itu lewat jalur laut, sambil membawa berton-ton bantuan kemanusiaan untuk rakyat Palestina di Gaza.
Melanjutkan misi pertama mereka yang digagalkan Israel tahun 2010, ratusan aktivis dari berbagai negara kembali menggelar misi "Armada Kebebasan II". Tapi lagi-lagi, Israel dan sekutunya berusaha menggagalkan misi ini dengan melibatkan Yunani.
Karena mendapat tekanan dari AS dan Israel, pemerintah Yunani mengeluarkan instruksi untuk menahan rombongan kapal "Armada Kebebasan" agar tidak melanjutkan pelayaran ke Gaza. Tapi mengapa Israel begitu ketakutan dengan misi ini?
Berikut petikan wawancara Press TV dengan aktivis International Solidarity Movement Joe Catron yang saat ini berada di Gaza.
Mengapa Israel begitu ngotot mencegah Armada Kebebasan agar tak mencapai Gaza? Apakah karena tak takut pada publisitas dan perhatian media massa terhadap misi bantuan itu?
Joe Catron: Israel berusaha keras menghentikan misi Armada Kebebasan agar tak sampai ke Gaza, karena Israel tahu misi itu untuk apa. Ini adalah misi solidaritas, perjuangan untuk kebebasan dan persamaan hak rakyat Palestina yang tertinda oleh proyek-proyek Zionis sejak tahun 1948.
Israel ketakutan melihat makin besarnya dukungan dunia internasional terhadap perjuangan rakyat Palestina, itulah sebabnya mengapa Israel ingin menghentikan Armada Kebebasan.
Hillary Clinton tidak percaya Armada Kebebasan merupakan upaya yang penting dan bermanfaat untuk membantu rakyat Gaza dan menilai misi memasuki perairan Israel itu sebagai provokasi. Hillary juga mengatakan bahwa Israel berhak membela dirinya sendiri, dengan mengatakan ini, AS memberikan lampu hijau pada Israel untuk menyerang warga sipil tak bersenjata.
Menurut Anda, apa yang dimaksud Clinton dengan "Armada Kebebasan" adalah "tindakan provokasi" dan apa yang ia maksud saat mengatkan "perairan Israel"?
Joe Catron: Terkait dengan komentar Clinton tentang "perairan Israel", ini merupakan indikasi lain dari ketidaktahuan Hilary Clinton. Saya kira orang tidak terkejut mendengar komentar ini.
Soal provokasi, tentu saja misi Armada Kebebasan adalah aksi provokatif. Tujuannya untuk menunjukkan betapa kriminalnya blokade dan penjajahan Zionis Israel secara keseluruhan di Palestina. Jadi, tujuan misi ini bukan hanya sekedar untuk membawa bantuan kemanusiaan saja.
Saya kira dalam misi ini ada 10 kapal dan hanya dua kapal yang membawa bantuan kemanusiaan. Fokus dari misi ini adalah solidaritas bagi rakyat Palestina dan bagi perjuangan mereka untuk meraih kebebasan dari penjajahan.
Soal AS yang memberikan lampu hijau pada Israel … sayangnya, sejarah hubungan AS dan Israel, sejak zaman dulu adalah sejarah lampu hijau. Negara saya, pemerintah AS tidak pernah berniat untuk melawan Israel, bahkan ketika Israel membantai personel militer AS seperti yang terjadi dalam peristiwa serangan ke kapal USS Liberty.
Jadi, pernyataan-pernyataan memalukan yang sekarang dilontarkan Washington adalah bagian dari hubungan itu dan bukan hal yang baru.
Bagaimana dengan komentar Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Victoria Nuland yang mengatakan bahwa membawa, mengupayakan, atau berkonspirasi membawa bahan bantuan dan sumber daya lainnya untuk kepentingan organisasi teroris seperti Hamas, merupakan pelanggaran dan tindak pidana, serta bisa menyebabkan seseorang didenda atau ditahan. Nuland bicara solah-olah misi bantuan ini untuk Hamas dan bukan untuk rakyat Palestina di Gaza. Apa komentar Anda?
Joe Catron: Nah, itu cuma, satu lagi, trik kotor Israel untuk menarik dan meyakinkan pemerintahan negara lain agar untuk berbuat atas namanya sendiri. Israel lah yang sebenarnya melakukan upaya untuk menghentikan misi ini, mengancam dengan tuntutan hukum, melakukan sabotase, mengganggu birokrasi, saya pikir kita tak perlu terkejut lagi dengan tingkah laku Israel ini.
Maksud saya, kita sedang berhadapan dengan rezim yang dibangun di atas pembersihan etnis dan rezim ini mempertahankan diri dengan memberlakukan kebijakan apartheid, mengancam pihak lain dan sabotase. (kw/presstv)