Persatuan Palestina merupakan hal yang vital yang harus dicapai, sebelum mereka berbegosiasi dengan pihak-pihak lain. Ini ditekankan anggota Parlemen Inggris sekaligus pimpinan dari Respect Party, George Galloway, yang hadir dalam konferensi Al-Quds Internasional di Istanbul, Turki. Galloway menyerukan Presiden Mahmud Abbas agar mementingkan persatuan antara Fatah dengan HAMAS terlebih dahulu sebelum mau diajak berunding dengan Zionis-Israel dalam Pertemuan di Annapolis akhir November ini yang disponsori Amerika Serikat.
Berikut petikan wawancara yang dilakukan panitia acara dengannya seputar isu Al-Quds yang menurut Galloway sendiri tengah berada di dalam kondisi berbahaya.
Bagaimana pandangan Anda soal penggalian terhadap pondasi kompleks Masjid Al-Aqsha dan proses Yahudisasi Kota al-Quds yang dilakukan penjajah Israel?
Kita ketahui bersama, Yerusalem dikenal sebagai kota suci bagi tiga agama yang saat ini tengah dirusak dan digangsir oleh penjajah Israel. Selain pembersihan dan penghilangan identitas asli tersebut, penjajah Israel juga tengah melakukan pembasmian etnis terhadap warga Palestina yang kini kelaparan dan setiap saat berada dalam bahaya. Satu-satunya yang tengah kami serukan dari Istanbul ini adalah menyerukan kepada dunia internasional, kepada warga dunia yang masih memiliki rasa kemanusiaan dan hati nurani, agar mau menoleh dan menunjukkan simpatinya pada rakyat Palestina. Rakyat Palestina sungguh-sungguh memerlukan uluran tangan dari kita semua.
Penjajahan Israel harus diakhiri secepatnya. Kita juga menyerukan kepada pemimpin negeri-negeri Islam yang sekarang bersikap diam terhadap nasib rakyat Palestina dan juga kota al-Quds yang tengah dirusak. Mereka harus bangkit. Atau jika tidak, maka saya yakin Yerusalem akan hilang, dan ini akan menjadi suatu kehilangan terbesar sepanjang sejarah manusia. Mudah-mudahan ini tidak akan terjadi.
Apa yang sebenarnya harus kita semua lakukan, terutama komunitas dunia internasional, agar hal yang menakutkan tersebut bisa diakhiri?
Sudahlah, jangan berharap terlalu banyak pada dunia internasional. Kita semua tahu siapa di belakang semua lembaga yang mengatasnamakan dunia internasional. Mereka tidak akan berbuat banyak. Yang paling penting adalah mewujudkan persatuan di antara semua komponen perjuangan di Palestina sendiri. Ini yang paling penting.
Sebelum melakukan perundingan dengan siapa saja, persatuan Palestina merupakan modal yang utama. Tinggalkan konferensi Annapolis, itu merupakan suatu acara yang sama sekali tidak lucu, suatu lawakan yang tidak lucu. Semua negeri Arab dan umat Islam jangan percaya pada pertemuan itu, yang sama saja dengan perundingan Camp David beberapa tahun lalu yang tidak bermanfaat bagi rakyat Palestina.
Saya heran, di dunia ini ada 1, 7 miliar Muslim, yang tersebar di seluruh dunia. Tetapi mengapa ada kelaparan dan kemiskinan yang akut seperti yang terjadi dan menimpa saudara-saudara kita di Gaza? Ke mana saja umat Islam dunia? Dunia Islam seharusnya membuka matanya dan melakukan aksi yang benar-benar nyata untuk menolong saudara-saudara kita semua di Palestina, terutama Gaza. Saya yakin, Dunia Islam tidak kekurangan uang, tenaga, dan segalanya, jika saja mereka mau menolong.
Mengapa Anda katakan kita jangan terlalu berharap pada komunitas dunia internasional?
Saya katakan, jika negara-negara Arab dan Dunia Islam sendiri tidak perduli pada Palestina, mengapa pula Dunia Internasional harus perduli pada Palestina? Jika Dunia Islam dan Arab tidak bisa atau tidak mau bersatu untuk memerdekakan Palestina, alasan apa yang membuat kita berharap terlalu banyak kepada Belanda atau Belgia?
Secara sendiri-sendiri, sebenarnya warga dunia bisa saja melindungi Al-Quds, itu jika dilakukan dengan sepenuh hati. Dunia Internasional tidak akan bisa berbuat banyak untuk itu. Percayalah. Kita semua tahu siapa di belakang dunia internasional, yakni Amerika Serikat dan juga Israel. Itu kepentingan mereka.
Apa yang Anda harapkan dari Konferensi Al-Quds Internasional di Turki ini?
Pertemuan di Istanbul ini merupakan pertemuan yang sungguh-sungguh penting. Ini terjadi setelah lebih dari 100 tahun putusnya Turki dengan Dunia Arab. Yang kedua, Anda bisa menegaskan dari pertemuan ini bahwa negara-negara Arab sudah saatnya, sekarang juga, harus memperbaharui diri dan jangan terlena seperti yang terjadi sekarang ini. Anda lewat konferensi ini bisa menyerukan dunia agar bisa berbuat yang nyata bagi identitas asli Yerusalem. Kita wajib sesegera mungkin menolong Yerusalem dan rakyat Palestina.
Ketiga, pertemuan ini merupakan jawaban kita terhadap konferensi di Annapolis yang tidak lebih sebagai lawakan yang sama sekali tidak lucu dan bodoh. Kita semua, orang-orang Islam dan Kristen, yang datang di Turki ini, bersatu dan menunjukkan kekuatan bahwa kita di sini berdiri dengan gagah untuk mewujudkan dunia yang lebih berkeadilan dan menentang penjajahan yang dilakukan Zionis-Israel terhadap rakyat Palestina.(Rizki/quds forum)