Dalam sebuah wawancara dengan SPIEGEL, oposisi-sampai-mati terhadap Islam dari Belanda Geert Wilders terus membicarakan keyakinannya bahwa perdebatan Belanda atas umat Islam kini telah melintasi perbatasan ke Jerman. Wilders yang tempo hari membuat sebuah film yang dianggap sampah “Fitna” memang dikenal sebagai seseorang yang memusuhi Islam. Berikut petikan wawancaranya.
Wilders, Anda bisa dikatakan sebagai orang kuat di belakang pemerintah Belanda yang baru karena kabinet minoritas tergantung pada dukungan Anda di parlemen. Mengapa Anda masih memakai pendekatan usang terhadap agama dan ras?
Kami tidak mendukung pengecualian agama, dan tentu saja tidak terhadap pengecualian rasial. Kami tidak memiliki masalah dengan warna kulit lainnya, atau dengan orang Muslim, masalah kami hanya dengan Islam. Memang, kami menjadi partai terkuat ketiga selama pemilu pada bulan Juni dan kini, menurut jajak pendapat terbaru, sudah menjadi partai terkuat kedua di Belanda.
Apa sebenarnya pandangan Anda terhadap Islam?
Masalah terbesar di Eropa—bukan hanya sekarang ini, tetapi dalam beberapa dekade terakhir—adalah relativisme budaya. Hal ini menyebabkan Eropa tidak lagi tahu apa yang mereka harus banggakan dan siapa mereka sebenarnya. Ini karena konsep liberal dan kiri selalu menyebutkan bahwa semua budaya adalah sama.
Apa masalahnya?
Saya berpikir bahwa kita harus bangga bahwa budaya kita lebih baik daripada budaya Islam, misalnya. Siapapun yang mengatakan ini bukanlah rasis, Nazi atau xenofobia. Mereka adalah label yang telah diletakkan pada banyak orang di Belanda, Jerman dan Inggris—hanya karena kami percaya bahwa Islam adalah ideologi totaliter dan kekerasan. Islam lebih dari sebuah ideologi agama, sebanding dengan komunisme dan fasisme. Islam mengancam kebebasan kita.
Anda bersikukuh bahwa kebudayaan Belanda lebih baik daripada budaya negara-negara Islam. Mengapa Anda membuat perbandingan yang merendahkan sebuah agama?
Siapapun yang membandingkan tradisi Yahudi, Kristen dan humanisme dengan orang-orang Islam tidak harus menjadi Einstein untuk melihat perbedaannya. Apakah Anda tahu suatu negara di Timur Tengah di mana budaya Islam berlaku dan di mana ada negara hukum asli dan jurnalisme independen? Dimana orang yang non-Islam, wanita dan gay bisa melakukan apa yang mereka inginkan? Barat memberikan hidup untuk kebebasan yang kita nikmati hari ini.
Anda tidak mengakui bahwa budaya dan agama dapat diubah oleh orang-orang. Bukankah itu persis sama dengan pandangan Gereja Katolik?
Ya, tapi berapa lama waktu yang dibutuhkan? Saya tidak mengatakan bahwa saya melarang Islam. Saya hanya menginginkan Islam berkurang di Erop—karena Islam menutup perdebatan. Dengan Al-Quran, siapa pun yang tidak percaya setiap kata dalam Al-Quran adalah kafir. Dan hukuman untuk itu sudah terkenal: kematian.
Anda hidup dengan pengawal sekarang. Bahkan ketika tidur sekalipun, kompleks perumahan dijaga ketat oleh pemerintah. Kapan Anda benar-benar memenuhi kepentingan orang-orang yang Anda klaim untuk dibela?
Saya ambil bagian dalam kampanye pemilu. Saya menunjukkan diri di jalanan. Artinya bagaimanapun, harus diakui, ini pemandangan yang aneh: Ada petugas polisi lebih banyak di sekitar saya daripada yang bisa Anda hitung.
(sa/spiegel)