Akef meyakinkan bahwa Ikhwan mampu mengelola urusan sendiri dan bahwa tidak boleh melekat hanya pada satu orang. Tapi, respon spontan Akef telah secara brutal dimanfaatkan oleh media yang mencoba untuk mengubah citranya dan meruntuhkan sejarah Ikhwan.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang pemilu Ikhwan dan Ikhwan itu sendiri pada saat ini, berikut adalah penuturan Dr. Essam El Aryan, salah satu figur penting dalam tubuh Ikhwan.
Apakah Mahdi Akef akan meninggalkan jabatannya dan kemudian mendelegasikannya kepada deputi Dr. Mohamed Habib, sampai pemilu Juli 2010?
Mayoritas anggota yang sudah tua tidak setuju dengan penafsiran seperti itu. Itu karena ketua hanya bisa mendelegasikan wakilnya ketika ia tidak hadir karena keadaan mendesak, seperti sakit, atau perjalanan dan dipenjara.
Beberapa anggota secara implisit menunjukkan bahwa tidak ada preseden historis yang memungkinkan wakil pertama untuk menduduki posisi ketua seperti yang terjadi dengan almarhum Dr Mustafa Masyhour dan Dr Ahmed Al-Mat setelah kematian Omar Al-Telemcani.
Jadi, sebenarnya, untuk apa pemilu bulan Januari ini?
Untuk memotong kecemasan dan ketidaknyamanan. Mayoritas adalah untuk pembaharuan menyeluruh dari semua anggota Biro. Juga, berhubungan dengan waktu Pemilu. Hasil pemungutan suara itu bisa dengan cepat mendukung pemilihan; meskipun tidak lengkap. Seharusnya Dewan Syura yang memilih anggota Biro dari anggotanya sendiri.
Ketika beberapa meragukan keabsahan dan legitimasi pemilihan ini dan berbicara tentang perlunya konsensus, mereka lupa bahwa konsensus ini diperlukan oleh tingkat eksekutif dalam meIkhwanuat keputusan. Tapi, dalam proses pemilihan dan khususnya, konsensus adalah mustahil karena perbedaan pandangan, dan preferensi pribadi.
Mengapa harus dilakukan secara rahasia?
Kita tidak bisa meIkhwanandingkan Ikhwan dengan badan normal. Kita semua berjuang untuk kesempurnaan, tapi kita tidak akan mendapatkannya. Kesalahan akan terus terjadi. Tapi dengan ketulusan, kejujuran dan kesediaan untuk memperbaikinya, kita dapat menyelesaikan perjalanan, yang meIkhwanutuhkan banyak kesabaran, keteguhan dan kesalehan.
Seberapa besar tuntutan untuk perubahan dalam Ikhwan?
Ada krisis sekarang, tapi sebelumnya telah ada pula krisis yang serius dalam sejarah panjang Ikhwan, terutama pada akhir 1930-an dan tengah dan akhir 1940-an, dan awal sampai pertengahan 1950-an. Ikhwan selalu mengatasi krisis tersebut. Ikhwan mungkin menjadi lemah, akan tetapi dengan pulih kembali. Mungkin sakit, tapi tidak pernah mati. Mungkin tersandung di jalan, tetapi segera berdiri pada kaki di bawah panji-panji Islam, mempertahankan nilai-nilai dan prinsip-prinsip dan berjuang untuk menerapkannya.
Analis dan pengamat, yang tidak menyadari sifat Ikhwan, membagi gerakan menjadi konservatif dan reformis atau garis keras dan moderat. Apakah itu benar?
Para pengamat itu tidak menyadari hal ini; Ikhwan adalah kelompok reformis (ishlah/perbaikan) yang menyerukan reformasi dimulai lingkungan keluarga atau rumah tangga, di masyarakat dan dalam pemerintahan.
Mungkin ada kesalahan atau ilusi dalam beberapa analisis mereka. Tapi masih ada kelompok yang mencintai Allah. Ikhwan yang tulus akan memastikan menghormati perbedaan dan menghindari perselisihan.
Dr. Abul Moneim Abdel Fotouh menghabiskan lebih dari separuh hidupnya di dalam Ikhwan, telah menyatakan bahwa ia tidak menginginkan menjadi ketua Ikhwan.
Pesannya dipahami oleh anggota Ikhwan, tetapi tidak bagi para analis yang mengikuti pemilu Ikhwan. Para kader muda Ikhwan tidak melihat situasi psikologis yang sulit, tapi saya berpikir bahwa yang penting adalah bagaimana belajar dari mereka (kader muda ini) untuk menghadapi tantangan masa depan.
Tantangan yang paling penting dalam tahap berikutnya adalah untuk memulihkan kepercayaan dari anggota kelompok, terutama para pemuda. Juga, kita harus mulai mengubah peraturan.
Pelajaran apa yang bisa dipetik dari para mantan anggota Biro?
Kita harus mendapatkan nilai-nilai luhur dari mereka, pengalamannya. Dr Abdel-Moneim selalu sibuk dengan berbagai tugas khususnya di bidang intelektual dan aktivitas masyarakat sipil serta hubungan masyarkat. Kita seharusnya tidak menyia-nyiakan sisa energi mereka. Mereka dinilai oleh anggota Ikhwan sebagai entitas utama.
Jadi Ikhwan akan segera memasuki babak baru?
Perbedaan tidak dapat diselesaikan dengan pemilihan; dialog adalah jalan ke depan. Jika Ikhwan berhasil memulihkan kepercayaan diri kita sendiri dan mengubah halaman tersebut, kita akan mampu menghadapi skeptisisme dan citra negatif kelompok ini. Hanya kemudian, bagaimana kita bisa mendapatkan kepercayaan rakyat dan menyelesaikan rencana-rencana untuk bangsa di masa yang akan datang. (sa/iol)