Keluar masuk penjara Israel tanpa alasan jelas, tanpa persidangan dan tanpa pembelaan, merupakan hal biasa bagi para mujahid Palestina dalam perjuangan pembebasan Masjid Al-Aqsha dan kemerdekaan Palestina.
Ruang sel seukuran kuburan 1,5 x 2 m2 hanya dengan satu jendela kecil seukuran 50 x 100 cm2, tanpa cahaya, tanpa ventilasi udara, tanpa toilet, sungguh sangat tidak berperikemanusiaan.
Dari ribuan tahanan itu, salah satunya adalah Ayman Sharawna (38), yang sanggup bertahan dengan aksi mogok makan terlama, 261 hari di dalam penjara Israel !
Ayman Sharawna, warga kelahiran Hebron, Tepi Barat, akhirnya dibebaskan Israel, dengan catatan, tidak dipulangkan ke rumahnya, tetapi dikirim ke Jalur Gaza selama 10 tahun.
Sharawna, yang dijebloskan ke dalam penjara sejak tanggal 1 Juli 2012, akhirnya tiba di persimpangan Erez, perbatasan Jalur Gaza, Ahad (17/3), dan langsung diangkut menggunakan ambulans menuju salah satu rumah sakit di Jalur Gaza. Ribuan warga setempat menyambut kebebasannya di sepanjang jalan yang dilaluinya.
Wartawan Kantor Berita Islam Mi’raj News Agency (MINA) Muhammad Husain bersama fotografer Muqorrobin Al-Fikri, mewawancarainya secara eksklusif di Rumah Sakit Spesialis Hati Gaza City, Selasa malam (19/3/2013). Berikut petikan wawancaranya :
Setelah selesai aksi mogok makan begitu lama, bagaimana kondisi kesehatan Anda saat ini?
Alhamdulillah, saat ini saya merasa lebih baik dari sebelumnya. Sebelumnya, saya merasakan sakit yang sangat di sekujur tubuh karena menahan lapar. Kini setelah ada penanganan oleh para dokter, rasa sakit tersebut mulai hilang dan kondisi tubuh kian membaik. Para dokter pun menyatakan bahwa insya Allah kondisi saya akan segera membaik. Saya juga berharap semoga pekan depan saya sudah tidak lagi berbaring di rumah sakit dan saya ingin memulai aktivitas seperti semula.
Anda kini dideportasi keluar dari tanah kelahiran dan keluarga Anda di Khalil, Tepi Barat, lantas bagaimana kondisi keluarga dan anak Anda di sana?
Memang, tindakan Zionis Israel sangat jahat, dan ini berlangsung tiap hari sampai saat ini. Zionis Israel beranggapan bahwa dengan mendeportasi saya dari tanah kelahiran dan seluruh keluarga saya ke tempat yang jauh, dapat menjadikan saya tersiksa dan merasa terpenjara. Akan tetapi justru sebaliknya, saya di sini bersama saudara-saudara saya sangat senang dan merasa bebas.
Insya Allah suatu waktu saya akan segera kembali ke Tepi Barat dalam waktu dekat, untuk datang sebagai Pembebas Baitul Maqdis.
Adapun keluarga saya di sana, saat ini sedang dalam proses untuk dibawa ke Jalur Gaza, menetap bersama saya. Kondisi mereka pun sehat-sehat saja, Alhamdulillah. Keluarga dan sanak saudara di sana juga sangat senang mendengar saya telah bebas, setelah saya tersiksa karena aksi mogok makan dalam waktu yang lama. Namun saya sangat menyayangkan penangkapan adik kandung saya oleh pihak Zionis Israel, saat acara syukuran pembebasan saya.
Kapan penangkapan adik Anda itu terjadi?
Bersamaan dengan hari dibebaskannya saya dari penjara Zionis Israel dua hari lalu (17 maret 2013)
Saya dengar Anda dikarunia Allah dua isteri?
Alhamdulillah (sambil tersenyum). Insya Allah dalam waktu dekat, isteri pertama saya akan ke sini. Isteri kedua insya Allah akan menyusul beberapa waktu kemudian setelahnya.
Bukankah tahun 2011 Anda telah dibebaskan bersama 1.000 lebih tahanan Palestina yang ditukar dengan Kopral Gilad Shalit? Bagaimana Anda bisa kembali berada di dalam penjara?
Ya, saya termasuk salah satu dari 1.000 lebih tahanan Palestina yang dibebaskan dalam kesempatan kesepakatan “Wafa’ Al-Ahrar”. Sebagian dari tahanan dikirim ke Jalur Gaza, dan sebagian lainnya dipulangkan ke Tepi Barat, salah satunya adalah saya. Ternyata kesepekatan pertukaran tahanan itu membuat pemerintah Zionis Israel naik pitam. Akibatnya, tiga bulan berikutnya Zionis Israel mengadakan operasi penangkapan kembali terhadap seluruh tahanan bebas yang bertempat tinggal di sekitar Tepi Barat tanpa dakwaan apapun. Saat itu, saya termasuk orang pertama yang mereka tangkap kembali.
Setelah dipenjara kembali, Anda kemudian melakukan aksi mogok makan dalam penjara Zionis Israel, bagaimana Anda bisa bertahan selama itu (lebih dari delapan bulan)?
Subhanallah. Saya memulai aksi mogok makan tanggal 1 Agustus 2012 hingga 261 hari. Ini merupakan aksi mogok makan terlama dalam sejarah tahanan Palestina. Semuanya hanya dengan izin Allah saya bisa bertahan selama itu. Saya berusaha bertahan mengisi waktu-waktu mogok makan saya dengan memperbanyak bertadarrus Al-Quran, berdoa, berdzikir serta senantiasa memohon pertolongan Allah. Dengan itu Alhamdulillah, Allah memberikan saya kekuatan dan kesabaran.
Pada 200 hari pertama aksi mogok makan, saya masih diperbolehkan minum air campur garam, vitamin dan infuse, serta masih diperkenankan diperiksa oleh dokter. Namun 61 hari sesudah itu, saya sama sekali tidak diperkenankan mengkonsumsi apapun. Ini yang menyebabkan tubuh saya mengalami rasa sakit yang sangat, sampai-sampai saat itu berat bedan saya turun hingga 50 kg. Akhirnya, pihak Zionis Israel mengeluarkan saya dari penjara dan mendeportasi saya ke sini.
Namun, sebelum mereka membebaskan saya, mereka berusaha membuat saya menghentikan aksi mogok makan yang saya lakukan dengan cara melakukan penyiksaan psikologis. Saya dibawa ke sebuah ruangan gelap dan diisolasi dari dunia luar. Saya tidak diizinkan menemui pengacara saya, tidak boleh juga menghubungi palang merah internasional. Saya hanya diizinkan menggunakan kamar mandi satu kali dalam 12 jam.
Mereka kemudian membawakan makanan paling enak dan lezat ke dalam ruangan saya. Mereka tahu bahwa saya sangat menyukai manisan. Maka, mereka pun membawakan manisan terbaik. Tetapi semua itu bukan untuk saya. Mereka saja yang beramai-ramai menyantap makanan lezat dan manisan itu di depan saya, dengan harapan agar saya berhenti dari aksi mogok makan.
Akan tetapi dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala, saya diberi kekuatan dan kesabaran menghadapi usaha mereka. Akhirnya kegigihan saya dapat mengalahkan kesombongan mereka.
Selain Anda, siapa lagi yang melakukan aksi mogok makan dalam penjara Zionis Israel tersebut?
Banyak sebenarnya sahabat-sahabat saya yang melakukan aksi mogok makan. Namun, kebanyakan mereka tidak bertahan lama karena berbagai alasan, di antaranya adanya kesepekatan dengan militer Zionis Israel bahwa mereka akan dibebaskan dalam waktu dekat.
Ada juga di antara mereka yang melakukan aksi mogok makan dalam jangka waktu lama. Seperti sahabat saya, Samir Al-‘Isawi yang sampai saat ini masih dalam perjuangannya melakukan aksi mogok makan hingga hari ke-220.
Setelah kini Anda keluar dari penjara Zionis Israel, apa yang Anda rasakan dan apa harapan Anda?
Alhamdulillah, saya sangat bahagia dan bangga karena perjuangan saya membuahkan hasil. Perasaan saya saat ini benar-benar tidak bisa digambarkan dengan kat-kata, antara bahagia dan sedih. Bahagia karena telah bebas dari kedzaliman Zionis Israel. Namun juga sedih mengingat kenyataan masih banyak saudara-saudara yang saya cintai, yang sampai saat ini masih mendekam di dalam jeruji besi.
Doa dan harapan saya, semoga dalam waktu dekat sahabat-sahabat saya tercinta yang sampai saat ini masih terdzalimi di dalam penjara-penjara Zionis Israel bisa segera mengikuti jejak saya dan merasakan kebebasan seperti saya. Saya minta bebaskan seluruh tahanan Palestina yang ada di penjara-penjara Zionis Israel.
Apa pesan Anda untuk saudara-saudara Anda di Indonesia, masyarakat dan pemerintahnya?
Pertama-tama saya ingin berterima kasih kepada saudara-saudara seaqidah yang saya cintai di Indonesia, kepada pemerintah, kepada para pemimpin dan seluruh elemen yang ada di sana.
Saya berharap secepatnya saya bisa berkunjung ke Indonesia untuk bertemu mereka semua, masyarakat yang baik, terhormat dan selalu berdiri bersama masyarakat Palestina dan juga senantiasa memberi dukungan kepada kita di sini.
Masyarakat Indonesia yang selalu memperhatikan hak-hak para tahanan Palestina di penjara-penjara Zionis Israel. Saya sekali lagi menyampaikan ribuan rasa syukur dan terima kasih kepada masyarakat Indonesia seluruhnya. Semoga Allah mengabulkan keinginan saya mengunjungi Indonesia untuk melihat saudara-saudara saya yang tercinta insya Allah. (L/K9/R1).
Dinukil dari : Mi’raj News Agency (MINA)