Kementerian Luar Negeri Sudan menyatakan bahwa negaranya secara resmi telah menutup semua pusat kebudayaan Iran dan mengusir atase kebudayaan negeri para mullah tersebut, sebagai langkah untuk melindungi intelektual pemikiran masyarakat Sudan.
Dalam pernyataan yang pada Selasa (02/09) malam, Kemenlu Sudan mengatakan “pengusiran ini dilakukan “melindungi keamanan intelektual dan jaminan sosial.”
Departemen Luar Negeri Sudan menjelaskan bahwa upaya pengusiran dilakukan karena adanya kekhawatiran para diplomat Iran yang menyebarkan paham Syiah di negara dengan mayoritas penduduk Sunni.
Seperti dilansir kantor berita Anatolia Turki dari seorang pejabat penting Sudan mengatakan “pemerintah Sudan kini sedang memburu Iran Cultural Center dan cabang-cabangnya di negara bagian Sudan, karena telah melanggar peraturan yang telah ditetapkan pemerintah.”
Pejabat yang tidak mau disebutkan namanya tersebut menambahkan “kegiatan ini telah menjadi ancaman bagi keamanan intelektual dan sosial masyarakat.”
Dalam keterangannya, pemerintah Khartoum memberikan tenggat waktu 72 jam bagi diplomat asal Iran untuk segera meninggalkan Sudan.
Sejumlah pengamat politik memperkirakan bahwa langkah ini merupakan tekanan internal dan eksternal terutama negara-negara Teluk, yang khawatir dengan penyebaran Syiah di pantai barat Laut Merah. (Rassd/Ram)