eramuslim.com – Israel dan Amerika Serikat (AS) kompak memberi reaksi atas penunjukan Yahya Sinwar sebagai pemimpin baru kelompok Hamas. Sinwar menjadi bos baru entitas penguasa Gaza itu setelah tewasnya Ismail Haniyeh, yang terbunuh dalam sebuah serangan di Teheran, Iran.
Menteri Luar Negeri Israel, Yisrael Katz, mengecam penunjukan Sinwar. Di media sosial (medsos) X, Katz mengatakan penunjukan tersebut adalah alasan lain untuk segera menyingkirkan Sinwar dan Hamas dari muka bumi.
“Pengangkatan teroris ulung Yahya Sinwar sebagai pemimpin baru Hamas, menggantikan Ismail Haniyeh, merupakan alasan kuat lainnya untuk segera melenyapkannya,” katanya dimuat Al-Jazeera, dikutip Rabu (7/8/2024).
“Dan, menyapu bersih organisasi keji ini dari muka bumi,” tambahnya.
Sinwar, 61 tahun, merupakan pimpinan Hamas di Jalur Gaza. Ia dipandang oleh Israel sebagai dalang di balik serangan 7 Oktober.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mendesak Sinwar, untuk menerima gencatan senjata Gaza. Ia bahkan mengatakan bahwa dalang serangan 7 Oktober itu adalah penentu yang krusial.
“Dia telah dan tetap menjadi penentu utama dalam hal penyelesaian gencatan senjata,” katanya, dikutip AFP.
“Jadi, saya pikir ini hanya menggarisbawahi fakta bahwa dialah yang benar-benar memutuskan apakah akan melanjutkan gencatan senjata yang secara nyata akan membantu begitu banyak warga Palestina yang sangat membutuhkan,” tambahnya.
Sinwar adalah mantan interogator. Di mana sejumlah analis Timur Tengah menggambarkannya sebagai orang yang sangat keras dengan tingkat “1000%”.
“Dengan memilih Sinwar untuk memimpin Hamas, organisasi ini mengakhiri perbedaan antara pemimpin eksternal dan internal dan menghilangkan ilusi moderasi yang ada untuk mengungkapkan wajah sebenarnya,” tulis seorang rekan senior di Carnegie Endowment, Aaron David Miller, dilansir The Guardian.
Mengutip Hurriyeth Daily News, total warga Gaza yang tewas karena perang Israel mencapai total 39.653. Sebanyak total 91.535 orang terluka sejak perang terjadi Oktober.
“Pasukan Israel menewaskan 30 orang dan melukai 66 lainnya dalam tiga ‘pembantaian’ terhadap keluarga dalam 24 jam terakhir,” kata Kementerian Kesehatan Gaza.
“Banyak orang masih terjebak di bawah reruntuhan dan di jalan karena tim penyelamat tidak dapat menjangkau mereka,” tambah otoritas itu.
(Sumber: Cnbcindonesia)