Eramuslim.com – Dibungkus jas hujan poncho sementara hujan deras turun dari langit, warga Brazil Lucas Amadeu mengaku menyesal sudah mengeluarkan uang sebanyak 2.700 euro ($2.930) untuk satu buah tempat duduk di acara pembukaan Olimpiade Paris 2024 hari Jumat (26/7/2024).
“Saya pikir bagi mereka yang menonton di televisi, ini pasti sebuah pertunjukan yang luar biasa, dengan gambar-gambar yang indah,” katanya kepada AFP dari stand dekat jembatan bersejarah Alexandre III.
“Namun bagi kami yang ada di sini, kami tidak melihat pertunjukannya, hanya banyak perahu yang lalu lalang,” kata pria Brazil itu.
“Saya datang jauh-jauh dari Brazil, saya menghabiskan banyak uang dan saya mendapatkan pengalaman yang menyedihkan,” imbuh bos sebuah perusahaan pemasaran berusia 38 tahun yang basah kuyup itu.
Ketika mereka menjanjikan acara terbuka yang spektakuler di jantung salah satu kota terindah di dunia, penyelenggara Olimpiade Paris berharap agar cuaca cerah. Namun, kenyataannya hujan turun nyaris tanpa henti sepanjang acara sejak pukul 7:30 malam waktu setempat ketika perahu pertama pembawa kontingen Yunani muncul. Sebagai tradisi Olimpiade, tim Yunani – negara asal kompetisi olahraga – selalu menjadi tim pertama yang muncul saat pawai.
Masalah tiket di sejumlah pintu masuk dan keamanan yang ketat juga menyebabkan penonton harus menunggu hingga dua jam untuk mendapatkan tempat duduk mereka.
Pertunjukan langsung dibagi menjadi 12 lokasi di sepanjang tepian sungai Seine yang menjadi rute pawai perahu kontingen. Artinya, sekitar 300.000 pemegang tiket dibiarkan menonton layar lebar dalam waktu lama untuk mengetahui apa yang terjadi di tempat lain.
“Saya benar-benar kecewa,” kata Ashley Gilmore, seorang warga Amerika berusia 41 tahun, yang ditemui jurnalis AFP di dekat museum Orsay di area Tepi Kiri sungai Seine bersama istri dan anak-anaknya.
“Kami mengira akan ada hiburan di sepanjang rute,” kata Marie-Thérèse Roquet, pria berusia 73 tahun dari selatan Prancis.
Pada saat itu, banyak orang lain yang berada di hulu sungai sudah pulang lebih awal, sementara mereka yang bertahan meringkuk di bawah payung atau jas hujan.
(Hidayatullah)