Ikhwanul Muslimin yang terus melakukan demonstrasi jalanan menanggapi kudeta atas Presiden Mohamed Mursi, para analis pro sekuler menganggap sikap tersebut sebagai suatu yang “fatal” untuk masa depan politik Ikhwanul Muslimin.
Jika Ikhwan hanya bertumpu pada kembali Mursi, itu akan menjadi “bunuh diri politik,” kata Tarek Sinouti, kepala departemen politik Al Ahram.
Desakan untuk berdemonstrasi di jalan sebagai kesalahan “strategis”, Sinouti mengatakan sikap seperti itu akan mengurangi popularitas Ikhwan dan kelompok itu akan terisolasi oleh kekuatan politik lain.
Ikhwan telah bersumpah untuk melanjutkan demonstrasi sampai kembalinya “presiden yang sah,” Partai Kebebasan dan Partai Keadilan (FJP) sayap politik Ikhwan mendesak masyarakat internasional untuk campur tangan atas kudeta Mesir.
“Penolakan keras mereka terhadap realitas yang terjadi tidak sesuai dengan pengalaman politik mereka sejak tahun 1920-an,” kata Sinouti, menunjukkan bahwa Ikhwan harus mencari kompensasi dengan berpartisipasi dalam pemilihan presiden dan parlemen dan seharusnya mengamankan posisi dalam kabinet baru.
Meskipun Mohamed Saeed Edris, pakar politik di Pusat Studi Politik dan Strategis al Ahram , mengakui bahwa apa yang dilakukan Ikhwan adalah “normal” danmereka bertindak “gigih” pada awalnya, dan ia menyarankan kelompok Ikhwan untuk “bangun ” kembali sesegera mungkin.
“Jika mereka bersikeras untuk tetap tidak menerima realitas sulitnya untuk menaikkan Mursi kembali, itu berarti bahwa mereka benar-benar ‘menghilangkan’ diri dari proses politik Mesir di masa depan,” kata Edris.
Dengan pemilihan parlemen dan presiden yang akan diadakan dalam waktu enam bulan, akan lebih bijaksana bila Ikhwan untuk “berbagi dalam proses politik,” jika tidak maka akan menunjukkan bahwa “mereka hanya peduli tentang ambisi politik mereka saja dan terlepas dari kepentingan negara,” kata Edris .
Presiden Interim Adli Mansour telah mengatakan bahwa ia akan mengajak semua pihak untuk adakan pertemuan dalam minggu pertama bulan suci Islam Ramadhan. Media penasihat dari FJP , Ahmed Sobei, bagaimanapun, mengatakan bahwa FJP akan “hanya mempertimbangkan inisiatif yang membawa ke jalan yang sah , yang menunjukkan kembalinya Presiden sah terpilih , Mursi.
“Ikhwan tidak akan mengakui pemerintahan transisi, deklarasi konstitusional atau prosedur lainnya , karena semuanya adalah hasil dari kudeta,” kata Sobei.
Ahmed Ibrahim al-Naggar, analis politik dengan al-Ahram -Pusat Studi Politik dan Strategis-, meramalkan adanya “gelombang eskalasi” demonstrasi dalam beberapa hari mendatang. “Saya yakin mereka tidak akan menyerah dengan mudah, terutama bahwa mereka sedang membuat koneksi internasional,” katanya. (Xinhua/KH)