Aung San Suu Kyi Akhirnya Bicara, Desak Penguasa Myanmar Akui Eksistensi Muslim Rohingya

aungsancover
Aung San Suu Kyi, Oposisi Penguasa Myanmar

Eramuslim.com – Pemimpin oposisi pemerintahan Myanmar, Aung San Suu Kyi, mendesak agar Presiden U Thein Sein, segera mengesahkan regulasi kewarganeraan untuk Muslim Rohingya di negara tersebut. Suu Kyi, bersama Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) pimpinannya, mendesak pemerintahan di Naypyidaw mendengar tekanan internasional.
Juru Bicara NLD, Nyan Win mengatakan, Suu Kyi percaya keberadaan Muslim Rohingya di negara itu adalah satu fakta bermasyarakat yang tidak bisa dihindarkan.
“Jika mereka (Muslim Rohingya) tidak diterima (sebagai warga negara), mereka tidak bisa dibuang ke sungai atau tidak bisa didorong ke laut,” kata dia dilansir 3news, Senin (18/5).
Sebenarnya sikap politik NLD terhadap Muslim Rohingya kali ini keras. Sebab, selama ini NLD dengan ikon politik utamanya, Suu Kyi, dianggap ‘mandul’ memperjuangkan keberadaan dan hak-hak Muslim Rohingya di Myanmar.
Pada 2012 lalu, Suu Kyi, sebagai peraih Nobel Perdamaian bahkan menjadi bahan ‘cacian’ internasional karena tak bersuara ketika pembantaian kelompok mayoritas Buddha di Myanmar melakukan pembantaian terhadap etnis minoritas tersebut.
Namun kali ini, Suu Kyi bersama NLD menyuarakan agar pemerintahan bekas junta itu melindungi keberadaan Muslim Rohingya. Dikatakan Win, Suu Kyi memberikan jalan keluar agar Presiden Thein Sen segera memberikan status kewarganegaraan terhadap etnis di perbatasan antara Myanmar dan Bangladesh tersebut.
“Mereka adalah manusia. Kami (NLD) hanya melihat mereka sebagai manusia,” sambung Win.
Peristiwa kemanusian yang dialami Muslim Rohingya kembali memunculkan kritik dunia. Akhir pekan lalu, tidak kurang dari 700 Muslim Rohingya nekat mengarungi lautan agar bisa keluar dari Myanmar. Pemerintah Myanmar pernah mencatat, pada 2012 sedikitnya tercatat sejumlah 1,3 juta Muslim Rohingya di negara itu.
Namun, keberadaannya dinegara itu mendapat penolakan. Pada 2012, aksi penolakan tersebut berujung pada peristiwa beragam pembantaian ratusan Muslim Rohingya yang dimotori oleh sekelompok penganut ekstremis Buddha.(rz)