Asal Muasal Ribuan Ton Amonium Nitrat Lebanon yang Katanya Sumber Meledak

Beberapa bulan kemudian, tepatnya pada 27 Juni 2014, direktur Bea Cukai Lebanon saat itu Shafik Merhi mengirim surat tanpa nama ke ‘hakim Urusan Mendesak’. Berdasarkan dokumen yang beredar di internet dalam surat tersebut Merhi meminta solusi mengenai isi kargo itu.

Sejak itu Bea Cukai Lebanon mengirimkan lima surat selama tiga tahun berturut-turut. Mulai 5 Desember 2014, 6 Mei 2015, 20 Mei 2016, 13 Oktober 2016 dan 27 Oktober 2017. Mereka meminta petunjuk mengenai hal amonium nitrat yang berada di hangar.

 

Dalam surat-surat itu Bea Cukai Lebanon mengajukan tiga opsi yakni mengekspor amonium nitrat  itu, menyerahkannya ke Tentara Lebanon atau menjualnya ke perusahaan swasta Lebanese Explosives Company. Salah satu surat yang dikirimkan pada tahun 2016 mencatat ‘tidak ada jawaban’ dari hakim yang dimintai petunjuk sebelumnya.

“Mengingat bahaya serius menyimpan benda-benda ini di hangar di kondisi iklim yang tak cocok, sekali lagi kami meminta badan kelautan untuk segera mengekspor kembali benda-benda ini demi menjaga keamanan pelabuhan dan mereka bekerja di sana, atau setuju untuk menjualnya ke (Lebanese Explosives Company),” bunyi salah satu surat tersebut.

Surat itu juga tidak dibalas. Satu tahun kemudian, direktur Administrasi Bea Cukai Lebanon yang baru Badri Daher sekali lagi menyurati hakim. Pada 27 Oktober 2017 dalam suratnya Daher meminta hakim segera membuat keputusan mengenai masalah ini. “(Mengingat) bahayanya meninggalkan benda-benda ini di tempatnya yang sekarang dan membahayakan orang-orang yang bekerja di sana,” tulis Daher dalam suratnya.

Namun tiga tahun kemudian amonium nitrat itu masih berada di dalam hangar.  Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab sudah berjanji akan membawa siapa pun yang bertanggung jawab atas ledakan ini ke pengadilan. (rol)