Seorang pengamat politik Timur Tengah, Anas Hasan, mengatakan bahwa pembunuhan pemimpin tertinggi Gerakan Pembebasan Syam mungkin ada hubungannya dengan rencana Presiden Barack Obama untuk menggabungkan seluruh faksi revolusioner Suriah untuk melawan milisi ISIS di bawah bendera Amerika Serikat.
Dalam keterangannya di situs jejaring sosial Facebook, Anas Hasan menambahkan “Washington hanya akan meluncurkan pesawat udara, sementara itu di atas tanah mereka akan tergantung pada kekuatan yang sudah ada, apakah Peshmerga, tentara Irak ataupun faksi-faksi revolusioner Suriah.”
“Tanpa integrasinya semua ini di bawah bendera Amerika, maka AS akan gagal dalam perangnya melawan milisi ISIS di Irak dan Suriah,” ujarnya.
Pemimpin Gerakan Pembebasan Syam, Abu Abdullah al Hamwi, tewas setelah sebuah bom menghantam markas pusat gerakan di pinggiran kota Idlib hari Selasa (09/09) kemarin.
Hingga kini tidak diketahui pesawat ataupun helikopter jenis apa yang berhasil membombardir markas pusat Gerakan Pembebasan Syam. (Rassd/Ram)