Eramuslim.com – Putra Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu yakni Yair Netanyahu menjadi sorotan publik usai melontarkan pernyataan kontroversial tentang Qatar.
Berbicara di panel konferensi Gereja Evangelis di Miami, Florida, Amerika Serikat, Yair mengatakan bahwa saat ini Qatar merupakan negara sponsor terorisme, selain Iran.
“Ini adalah negara kaya yang, karena alasan tertentu, menerima perlakuan karpet merah di Washington dan New York, namun mereka adalah penyandang dana terorisme terbesar kedua di dunia setelah Iran,” ujarnya, seperti dimuat Middle East Monitor pada Rabu (17/7).
Putra Netanyahu juga menuduh Qatar telah mendanai aksi protes mahasiswa Amerika pro-Palestina yang sempat ricuh beberapa bulan lalu.
“Target sebenarnya mereka adalah meruntuhkan tatanan sosial di Amerika Serikat. Israel hanyalah sebuah eksperimen untuk melihat seberapa baik pasukan penindas dan perusuh ini bekerja ketika mereka benar-benar ingin memanfaatkannya,” paparnya.
Pernyataan Yair muncul di tengah perundingan gencatan senjata, di mana Qatar memainkan peran mediasi yang penting.
Seorang pejabat senior Qatar menegaskan bahwa apa yang dikatakan Yair hanya omong kosong, menilai tindakannya tersebut akan semakin mempersulit negosiasi perang.
“Kata-kata Yair Netanyahu tampaknya disalin langsung dari pedoman organisasi ekstremis yang bermusuhan dan menentang solusi damai terhadap krisis di Gaza,” ujarnya.
Menurut Times of Israel, Yair Netanyahu telah tinggal di Florida sejak tahun lalu setelah orang tuanya dilaporkan meminta dia berhenti memposting di media sosial dan menghindari komunikasi langsung dengan anggota parlemen atau menteri.
Langkah ini menyusul tuduhan bahwa ia mengobarkan ketegangan di Israel dan memperburuk keretakan diplomatik dengan Amerika Serikat.
Selain kehadirannya yang kontroversial di media sosial, yang berujung pada tindakan hukum, Yair juga menghadapi kritik karena tetap tinggal di AS meskipun terjadi perang di negaranya.
Padahal, puluhan ribu pria dewasa Israel yang ada di luar negeri dipaksa kembali ke negaranya untuk bergabung dengan 360.000 tentara cadangan berperang di Jalur Gaza.
(rmol)