Amnesti Internasional: Militer Mesir Melanggar HAM Berat

rab'ahLembaga  Amnesti Internasional resmi merilis jumlah korban meninggal akibat pembubaran paksa pihak berwenang Mesir di Medan Rab’ah dan Nahdah Square pada 14 Agustus lalu.

Melalui juru bicaranya Peter Splinter, Amnesti Internasional pada hari selasa kemarin di Jenewa, Swis, menyatakan jumlah korban tewas di tangan aparat sebanyak 1.089 orang. Peter menambahkan bahwa “banyak dari mereka dibunuh oleh pasukan keamanan Mesir menggunakan kekuatan senjata  mematikan yang dilarang penggunaanya dalam membubarkan unjuk rasa damai.”

Peter juga mendesak organisasi HAM internasional untuk segera melakukan investigasi independen terkait pembunuhan dan penyiksaan demonstran damai tidak bersenjata, yang terjadi pada 14 Agustus lalu.

Amnesti Internasional menilai pihak berwenang Mesir telah melanggar hak kebebasan berekspresi dan berkumpul, serta menganggap isolasi Presiden Muhamad Mursi bulan Juli lalu oleh rezim militer telah mengakibatkan gelombang protes keras di Mesir.

Sedangkan pada hari senin kemarin, Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Navi Pillay, telah mengatakan bahwa pihaknya akan secepatnya mengirim tim penyelidik independen ke Mesir.

Navi menambahkan “jalan untuk mencapai stabilitas di Mesir adalah pada kemampuan Mesir untuk menetapkan aturan hukum secara komprehensif terhadap semua warga Mesir, terlepas dari pandangan politik, jender dan agama.” (Aljazeera/Zhd)